TUGAS EKONOMI MAKRO
INFLASI
DOMINGGOS
MANALU
05111001066
AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
2012
1. Definisi Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga
umum untuk menaik secara umum dan terus menerus atau juga dapat dikatakan suatu
gejala terus naiknya harga-harga barang dan berbagai faktor produksi
umum,secara terus-menerus dalam periode tertentu.Perlu diingat bahwa kenaikan
harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi. Penyebab Inflasi,
dapat dibagi menjadi :
1. Demand Side
Inflation, yaitu disebabkan oleh kenaikan permintaan agregat yang melebihi
kenaikan penawaran agregat
2. Supply Side
Inflation, yaitu disebabkan oleh kenaikan penawaran agregat yang melebihi
permintaan agregat
3.
Demand Supply Inflation, yaiti inflasi yang disebabkan kombinasi antara
kenaikan permintaan agregat yang kemudian diikuti oleh kenaikan
penawaran agregat,sehingga harga menjadi meningkat lebih tin
1.2
Dampak Postitif Inflasi
Apabila inflasi itu ringan, justru
mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih
baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk
bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Orang yang mengandalkan pendapatan
berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan
adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan
dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
Bagi orang yang meminjam uang kepada
bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada
kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya,
kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai
uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.
Bagi produsen, inflasi dapat
menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan
biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan
produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar).
1.3
Dampak Negatif Inflasi
Pada saat terjadi inflasi tak
terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian
dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau
mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para
penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta
kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka
menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Bagi masyarakat yang memiliki
pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan
pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun
kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang
pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang
semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat
inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan
menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk
berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan
masyarakat.
2.
Keynesian Model
Dasar pemikiran model inflasi dari
Keynes ini, bahwa inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas
kemampuan ekonomisnya, sehingga menyebabkan permintaan efektif masyarakat
terhadap barang-barang (permintaan agregat) melebihi jumlah barang-barang yang
tersedia (penawaran agregat), akibatnya akan terjadi inflationary gap.
Keterbatasan jumlah persediaan barang
(penawaran agregat) ini terjadi karena dalam jangka pendek kapasitas produksi
tidak dapat dikembangkan untuk mengimbangi kenaikan permintaan agregat. Oleh
karenanya sama seperti pandangan kaum monetarist, Keynesian models ini lebih
banyak dipakai untuk menerangkan fenomena inflasi dalam jangka pendek. Dengan
keadaan daya beli antara golongan yang ada di masyarakat tidak sama
(heretogen), maka selanjutnya akan terjadi realokasi barang-barang yang
tersedia dari golongan masyarakat yang memiliki daya beli yang relatif rendah
kepada golongan masyarakat yang memiliki daya beli yang lebih besar.
Kejadian ini akan terus terjadi di
masyarakat. Sehingga, laju inflasi akan berhenti hanya apabila salah satu
golongan masyarakat tidak bisa lagi memperoleh dana (tidak lagi memiliki daya
beli) untuk membiayai pembelian barang pada tingkat harga yang berlaku,
sehingga permintaan efektif masyarakat secara keseluruhan tidak lagi melebihi
supply barang (inflationary gap menghilang).
3.
Mark-up Model
Pada
teori ini dasar pemikiran model inflasi ditentukan oleh dua komponen, yaitu
cost of production dan profit margin. Relasi antara perubahan kedua komponen
ini dengan perubahan harga dapat dirumuskan sebagai berikut :
Price = Cost
+ Profit Margin
Karena
besarnya profit margin ini biasanya telah ditentukan sebagai suatu prosentase
tertentu dari jumlah cost of production, maka rumus tersebut dapat dijabarkan
menjadi :
Price = Cost
+ ( a% x Cost )
Dengan
demikian, apabila terjadi kenaikan harga pada komponen-komponen yang menyusun
cost of production dan atau penaikan pada profit margin akan menyebabkan
terjadinya kenaikan pada harga jual komoditi di pasar.
Pembahasan
A
. Teori Keynes
Menurut teori ini
inflasi terjadi karena masyarakat memiliki permintaan melebihi jumlah uang yang
tersedia. Dalam teorinya, Keynes menyatakan bahwa inflasi terjadi karena
masyarakat ingin hidup melebihi batas kemampuan ekonomisnya. Proses perebutan
rezeki antargolongan masyarakat masih
menimbulkan
permintaan agregat (keseluruhan) yang lebih besar daripada jumlah barang yang
tersedia, mengakibatkan harga secara umum naik. Jika hal ini terus terjadi maka
selama itu pula proses inflasi akan berlangsung. Yang dimaksud dengan golongan
masyarakat di sini adalah :
1)
Pemerintah, yang melakukan pencetakan uang baru untuk menutup defisit anggaran
belanja dan belanja negara ;
2)
Pengusaha swasta, yang menambah investasi baru dengan kredit yang mereka
peroleh dari bank;
3)
Pekerja/serikat buruh, yang menuntut kenaikan upah melebihi pertambahan
produktivitas.
Tidak
semua golongan masyarakat berhasil memperoleh tambahan dana, karena penghasilan
mereka rata-rata tetap dan tidak bisa mengikuti laju inflasi, misalnya pegawai
negeri, pensiunan dan petani.
B
. Teori Strukturalis
Teori Strukturalis disebut juga
dengan teori inflasi jangka panjang karena menyoroti sebab inflasi yang berasal
dari struktur ekonomi, khususnya supply bahan makanan dan barang ekspor.
Pertambahan produksi barang tidak sebanding dengan pertumbuhan kebutuhannya,
akibatnya terjadi kenaikan harga bahan makanan dan kelangkaan devisa.
Selanjutnya adalah kenaikan harga
barang yang merata sehingga terjadi inflasi. Inflasi semacam ini tidak bisa
diatasi hanya dengan mengurangi jumlah uang yang beredar, tetapi harus diatasi
dengan peningkatan produktivitas dan pembangunan sektor bahan makanan dan
barang-barang ekspor.
Apa itu
pengangguran? Pengangguran adalah suatu kondisi di mana orang tidak
dapat bekerja, karena tidak tersedianya lapangan pekerjaan. Ada berbagai macam tipe pengangguran, misalnya pengangguran teknologis, pengangguran friksional dan pengangguran struktural. Tingginya angka pengangguran, masalah ledakan penduduk, distribusi pendapatan yang tidak merata, dan berbagai permasalahan lainnya di negara kita menjadi salah satu faktor utama rendahnya taraf hidup para penduduk di negara kita. Namun yang menjadi manifestasi utama sekaligus faktor penyebab rendahnya taraf hidup di negara-negara berkembang adalah terbatasnya,penyerapan,sumber,daya,termasuk
sumber daya manusia. Jika dibandingkan dengan negara-negara maju, pemanfaatan sumber daya yang dilakukan oleh negara-negara berkembang relatif lebih rendah daripada yang dilakukan di negara-negara maju karena buruknya efisiensi dan efektivitas dari penggunaan sumber daya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia.
dapat bekerja, karena tidak tersedianya lapangan pekerjaan. Ada berbagai macam tipe pengangguran, misalnya pengangguran teknologis, pengangguran friksional dan pengangguran struktural. Tingginya angka pengangguran, masalah ledakan penduduk, distribusi pendapatan yang tidak merata, dan berbagai permasalahan lainnya di negara kita menjadi salah satu faktor utama rendahnya taraf hidup para penduduk di negara kita. Namun yang menjadi manifestasi utama sekaligus faktor penyebab rendahnya taraf hidup di negara-negara berkembang adalah terbatasnya,penyerapan,sumber,daya,termasuk
sumber daya manusia. Jika dibandingkan dengan negara-negara maju, pemanfaatan sumber daya yang dilakukan oleh negara-negara berkembang relatif lebih rendah daripada yang dilakukan di negara-negara maju karena buruknya efisiensi dan efektivitas dari penggunaan sumber daya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia.
PEMBAHASAN SENDIRI
Pembangunan
ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang melibatkan perubahan besar
secara sosial dalam ekonomi. Di negara-negara berkembang, upaya-upaya
pembangunan diarahkan pada perbaikan tingkat hidup, harga diri dan kebebasan,
dengan dimensi pembangunan yang berorientasi pada pengentasan keterbelakangan
dalam bentuk kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan (Suryana, 2000).
Dari total
jumlah penduduk hanya sebagian yang bekerja, dan sebagian lainnya tidak
bekerja. Mereka yang bekerja adalah mereka yang berminat untuk bekerja, telah
berusaha mencari atau menciptakan pekerjaan, dan berhasil mendapatkan atau
mengembangkan pekerjaan. Sedangkan mereka yang tidak bekerja adalah mereka yang
sedang berusaha mendapatkan atau mengembangkan pekerjaan tetapi belum berhasil,
dan mereka yang berniat untuk tidak bekerja. Mereka yang ingin bekerja, sedang
berusaha mendapatkan (mengembangkan) pekerjaan tetapi belum berhasil
mendapatkannya (menemukannya) disebut pengangguran. Istilah pengangguran
(unemployment) tidak berkaitan dengan mereka yang berniat untuk tidak bekerja
seperti siswa atau mahasiswa (sekalipun ada yang sambil bekerja atau berusaha
mencari pekerjaan sambil sekolah atau kuliah, mereka diasumsikan tidak mencari
pekerjaan), ibu rumah tangga yang sengaja memfokuskan diri untuk mengurus
keluarga, atau penduduk usia kerja yang karena kondisi fisik mereka tidak dapat
bekerja sehingga tidak mencari kerja (Djohanputro, 2006), Pengangguran
merupakan salah satu persoalan dalam pembangunan.
Sumber
Eko, Yuli.
2009. Ekonomi 1 : Untuk SMA dan MA Kelas X. Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta.
Mulyati, sri Nur dan Mahfudz, Agus dan
Permana, Leni. 2009. Ekonomi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah Kelas X. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta.
http://makerufjambie.blogspot.com/2012/01/artikel-tentang-inflasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar