Sabtu, 24 November 2012

asal mula listrik


Asal Mula listrik


Asal mula listrik
n  Setiap benda terdiri dari bagian-bagian yang sangat kecil, yang disebut molekul. Apabila molekul ini dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil, bagian-bagian kecil ini disebut atom.
n  Tiap-tiap atom mempunyai satu inti yang disebut proton. Proton mempunyai listrik yang bermuatan positif(+), dan dalam keadaan tidak bergerak(diam). Proton ini dikelilingi oleh satu atau beberapa benda yang sangat kecil, dan benda ini disebut  electron.
n  Elektron ini  mengandung muatan listrik negatif(-) dan berputar mengelilingi proton dengan kecepatan kira-kira 300.000km/detik.
elekron
n  Electron yang berada pada lapisan terluar (orbit) disebut electron bebas.
n  Elektron bebas ini cenderung dan mudah sekali untuk berpindah keatom lain yang berada disekitarnya, dimana selanjutnya electron ini turut berputar mengelilingi proton dari atom yang bersangkutan.
n  Akibat dari perpindahan electron bebas itu, mereka terjadi kekosongan di dalam atom yang ditinggalkan dan diisi oleh electron-elektron bebas yang berasal dari atom lain. Apabila pergerakan dari electron bebas ini teratur kesatu arah (disebut aliran electron), maka timbul aliran listrik (muatan listrik
n  arus listrik timbul karena adanya aliran electron. Arus listrik diluar sumbernya mengalir dari kutub positif ke kutub negatif dan di dalam sumbernya  dari kutub negatif ke kutub positif. Jadi aliran arus listrik adalah kebalikan dari arah aliran electron.
Pengertian pokok dalam listrik
          Penghantar listrik Listrik mengalir sebagai arus listrik seperti air dan melakukan kerja. Benda yang mudah mengalirkan listrik disebut penghantar. Benda yang sukar mengalirkan listrik  disebut isolator. Dan benda yang dapat digunakan sebagai penghantar dan isulator disebut semikonduktor

          Reaksi dari arus listrik
                Arus listrik akan bereaksi jika mengalir. Itu termasuk panas, magnetic dan gerak kimiawi. Dan disebut three action dari aliran listrik.
1. Reaksi panas
                ketika arus listrik mengalir pada konduktor, arus tersebut mengalami tahanan. Akibat tahanan, aliran arus listrik menhasilkan panas didalam konduktor. Makin besar tahanan arus listrik, makin besar panas yang dihasilkan Reaksi magnet
                arus listrik yang mengalir, menembus konduktor dan menghasilkan garis gaya magnet, bisa dilihat dengan mengadakan percobaan sederhana yaitu taburkan serbuk besi diatas selembar kertas, kemudian alirkan arus listrik pada kawat menembus kertas
3.             Reaksi kimia
                ketika arus listrik mengalir dalam asam belerang, melalui elektroda platina asam belerang terurai menjadi O2 dan H2 dinamakan Elektrolisa, yang mana merupakan gerak kimia dari arus listrik. Baterai, elektro plating dan polising menggunakAlternating current (AC)
          Arus AC disuplay sering  digunakan untuk keperluan dirumah kita. Arus AC serupa dengan aliran arus DC intensitas dari aliran berganti secara teratur.
          Arus AC mempunyai keuntungan bahwa voltage dapat bervariasi dengan voltage transformers. Kerugiannya adalah bahwa arus AC tidak bisa disimpan  dan jika digunakan untuk motor, ini tidak bisa menggunakan torsi yang besar pada saat distart.
          AC voltage (effectif value)
an gerak kimiawi dari arus listrik


Direct current (DC)
          Arus DC seperti pada aliran searah dan inflasitas arus, dimana keduanya tidak bisa dirubah.
          Arus DC mempunyai keuntungan bahwa arusnya bisa disimpan dan digunakan
          arus DC bisa menghasilkan torsi yang besar
aliran kistrik
          Jika kutub positif (+) dari baterai dihubungkan dengan kutub negatif (-), melalui konduktor, maka arus mengalir.
          Aliran arus listrik  bisa dianalogikan dengan   aliran air, seperti ilustrasi disamping. Jika ada reservoir air, A dan B yang mana A lebih tinggi dari B dan dihubungkan satu dengan yang lain dengan pipa, air mengalir dari A ke B.
          Jika permukaan air di A lebih tinggi dari B dihasilkan tekanan air. Sebab air mengalir kebawah. Aliran listrik terjadi seperti aliran air, dari positif (+) ke negatif (-). Jika potensial positif (+) lebih tinggi dari pada potensial kutub negatif (-) dan ini voltage antara terminal yang berseberangan. Listrik tidak akan mengalir  jika tidak  ada  perbedaan potensial (sama halnya dengan air) antara sumber dan kutub yang lain. Aliran listrik ini disebut arus listrik  sama dengan aliran air yang disebut dengan aliran air.
           
          Arus listrik dihasilkan oleh voltage. Kita menunjukkan arus listrik dengan symbol (I) dan menghitung dalam satuan ampere (A). influsitas dari arus listrik  didefinisikan sebagai 1 ampere,jika  mengalir melalui penghantar yang mempunyai tahanan 1 Ohm dan voltage 1 volt yang dikerjakan.
          Apabila suatu sumber listrik dihubungkan dengan sebuah lampu pijar, dengan memakai kawat penghantar maka arus listrik akan mengalir melalui penghantar ke lampu pijar dan kembali ke sumber. Pengaliran arus listrik menybabkan lampu itu menyala.
          Arus listrik biasanya tidak diperiksa pada saat sepeda motor sedang diservis. Namun demikian pemeriksaan tetap dilakukan saat sepeda motor dihidupkan untuk memeriksa kondisi komponen-komponennya.
tegangan
          Suatu sumber listrik menghasilkan tegangan listrik yang disingkat dengan huruf E (electromotive force). Tegangan listrik di dalam suatu sumber listrik terjadi karena perbedaan potensial antara kedua kutub-kutubnya. Potensial yang tertinggi dinyatakan dengan tanda + (positif) dan potensial yang terendah dinyatakan dengan tanda – (negatif).
          Perbedaan potensial adalah juga menunjukkan  voltage. Kita menunjukkan voltage dengan  symbol (E) dan menghitung dalam satuan volt (V).
          1 volt adalah voltage yang dibutuhkan untuk mengalirkan arus listrik 1 Ampere melalui penghantar yang mempunyai tahanan 1 Ohm.
          tahanan, merupakan suatu kemampuan untuk menahan arus listrik di dalam benda itu. Arus listrik yang mengalir melalui kawat pijar di dalam lampu dan kawat-kawat penghantar listrik lainnya juga mengalami hambatan/tahanan, yang besarnya tergantung dari:
          Sifat-sifat logam yang dipakai
                -         Panjangnya kawat.
                -         Besarnya penampang kawat
          Tahanan yang lebih besar mengakibatkan berkurangnya aliran listrik.
          alat pengukurannya adalah Ohmmeter.
          Hubungan antara E,I,dan R ini dinyatakan
                hukum Ohm yakni :
                                E = I x R.
                E = Volt, I = Ampere, R = Ohm.
          capasitor is capable of storing energy.
A capasitor is an electronic component that exists out of two relatively large conductor(s), that exist close to each other, devided by an isolator.

This ability or capacity(therefore capasitor) is expressed in a unit: Farad(symbol "F"). A capasitor that is charged with 1 Coulomb, with a Voltage of 1, has the capasity of 1 Farad.
          bagaimana jika kawat tembaga  dililitkan membentuk koil atau kumparan. Jika kumparan tersebut dialiri listrik maka tiap lilitan akan saling menginduksi satu dengan yang lainnya. Medan listrik yang terbentuk akan segaris dan saling menguatkan. Komponen yang seperti inilah yang dikenal dengan induktor selenoid.

air


Seberapa Pentingnya Air Bagi Tubuh ?


KEKENTALAN DARAH DALAM TUBUH, BAGAIMANA BISA TERJADI?

Ada satu pertanyaan, yaitu:

“Mengapa kita harus minum air putih banyak-banyak?”

Sebenarnya jawabannya cukup MENGERIKAN tetapi karena sebuah pertanyaan jujur harus dijawab dengan jujur pula. Maka topik tersebut bisa di jelaskan sebagai berikut:

            Kira-kira 80% tubuh manusia terdiri dari air. Malah ada bagian tubuh kita yang memiliki kadar air di atas 80%. Dua organ paling penting dengan kadar air diatas 80% adalah:

                                                OTAK dan DARAH !!!

Otak memiliki komponen air sebanyak 90%. Sementara darah memiliki komponen air sebanyak 95%..

            Jatah minum manusia normal sedikitnya adalah 2 liter sehari atau 8 gelas air putih sehari. Jumlah diatas harus ditambah lagi bagi seorang perokok. Air sebanyak itu diperlukan untuk menggantikan cairan yang keluar dari tubuh kita lewat Air Seni, Keringat, Pernapasan, dan sekresi. Apa yang terjadi bila kita mengonsumsi kurang dari 2 liter sehari ???

Tentu tubuh akan menyimbangkan diri. Caranya??

Dengan jalan “Menghisap” air dari komponen tubuh sendiri dari OTAK.. belum sampai segitunya (wuuihhh... bayangkan jika otak kering! Bagaimana jadinya??), melainkan dari sumber terdekat yaitu DARAH.!! Darah yang dihisap airnya akan menjadi kental. Akibat pengentalan darah ini, maka perjalanannya akan kurang lancar ketimbang darah encer. Saat melewati ginjal (tempat menyaring Racun dari Darah) ginjal akan bekerja ekstra keras menyaring darah. Dan karena saringan dalam ginjal halus, tidak jarang Darah yang kental bisa menyebabkan perobekan pada glomerulus ginjal. Akibatnya air seni anda berwarna kemerahan, tanda mulai bocornya saringan ginjal. Bila dibiarkan terus menerus, anda mungkin suatu saat harus mengeluarkan 2 jt rupiah seminggu utk cuci darah. Bagaimana dengan  Otak?

Nah saat darah kental mengalir lewat otak, perjalannya agak tersendat. Otak tidak lagi“Encer”, karena sel-sel otak adalah yang paling boros mengonsumsi makanan dan oksigen. Ini yang mengakibatkan “STROKE !!”. jadi, jangan sepele dengan air !
Perbanyaklah MINUM AIR !!



Kamis, 15 November 2012

Topografi atau Relief atau Kelerengan Lahan

Faktor topografi atau relief yang mempengaruhi proses pembentukan tanah adalah: 
(1) kecuraman lereng, dan 
(2) bentuk lereng. 

Tanah yang berada pada lahan berlereng curam lebih peka terhadap terjadinya erosi, karena infiltrasi yang terjadi lebih rendah dan aliran permukaan (run off) lebih besar, sehingga daya rusak air hujan dan aliran permukaan lebih tinggi. Tanah yang terbentuk pada lereng yang lebih curam akan lebih dangkal, karena terkikis secara terus menerus saat terjadi hujan. Sedangkan tanah yang berada pada lahan yang berlereng landai sampai datar terbentuk lebih dalam, karena memiliki laju infiltrasi dan laju perkolasi yang lebih besar serta proses pembentukan horison berkembang lebih lanjut, sehingga membentuk profil tanah yang lebih dalam. 

Faktor kecuraman lereng ini mempengaruhi proses pembentukan tanah dengan 4 cara, yaitu: 
(1) jumlah air hujan yang dapat meresap atau disimpan massa tanah, 
(2) kedalaman air tanah, 
(3) besarnya erosi yang dapat terjadi, dan 
(4) arah pergerakan air yang membawa bahan-bahan terlarut dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. 

Interaksi keempat mekanisme ini mempengaruhi proses pembentukan tanah antara lain: (1) ketebalan solum tanah, 
(2) ketebalan dan kandungan bahan organik horison A, 
(3) kandungan air tanah, 
(4) warna tanah, 
(5) tingkat perkembangan horison (pada tanah tergenang dan tanah berlereng terjal membentuk solum dangkal, sedangkan pada tanah cekungan dan datar membentuk solum dalam) , 
(6) reaksi tanah atau pH (pada tanah dengan air tanah dangkal mengalami salinisasi sehingga pH tanah netral sampai basa, sedangkan pada tanah dengan air tanah dalam mengalami proses pencucian intensif sehingga pH tanah rendah atau bereaksi asam), 
(7) kejenuhan basa tanah, dan (8) kandungan garam mudah larut. 

Relief atau bentuk permukaan tanah dapat dikelompokkan menjadi: 
(1) berbentuk cembung yang terdapat pada puncak bukit atau gunung, 
(2) berbentuk lereng yang curam yang terdapat pada punggung bukit dan gunung, 
(3) berbentuk cekungan dan datar pada kaki dan dasar bukit. 

Perbedaan relief atau bentuk permukaan tanah mempengaruhi proses pembentukan tanah. Sketsa bentuk permukaan lahan disajikan dalam Gambar 9 dan gambaran visual dari permukaan lahan disajikan dalam Gambar 10 berikut.





Gambar 9. Sketsa bentuk permukaan tanah atau relief yang mempengaruhi proses pembentukan tanah. 





Gambar 10. Kenampakan visual dari bentuk permukaan tanah atau relief yang terdiri dari bagian puncak yang berbentuk cembung, bagian punggung yang curam, dan bagian kaki dan dasar bukit yang cekung dan datar.


7.6 Waktu 

Faktor waktu juga mempengaruhi tingkat perkembangan tanah dan umur tanah. Berdasarkan lamanya waktu dalam proses pembentukan tanah, maka tanah dikelom-pokkan menjadi: 
(1) tanah muda dengan lamanya waktu pembentukan berkisar 100 tahun, 
(2) tanah dewasa dengan lamanya waktu pembentukan berkisar antara 1.000 tahun sampai dengan 10.000 tahun, dan 
(3) tanah tua dengan lamanya waktu pembentukan lebih dari jutaan tahun. 

Waktu juga mempengaruhi tingkat perkembangan tanah, yaitu mulai dari fase: 
(1) awal, 
(2) juvenil, 
(3) viril, 
(4) senil, dan 
(5) fase akhir. 

Fase awal ditandai baru terbentuk horison C. Fase juvenil ditandai dengan sudah terbentuk horison A diatas horison C, pada fase ini sering disebut tanah muda. Fase viril atau disebut tanah dewasa, dicirikan dengan sudah terbentuknya horison A, horison B, dan horison C. Fase senil atau disebut tanah tua, dicirikan proses pembentukan horison yang lengkap, meliputi: horison A1, horison A2, horison B1, horison B2, dan horison C. Fase akhir atau disebut tanah sangat tua dicirikan dengan mulai berkurangnya proses pelapukan dari system tanah tersebut. Contoh tanah muda adalah Entisol atau Aluvial atau Regosol. Contoh dari tanah dewasa adalah Inceptisol, Vertisol, dan Mollisol. Contoh dari tanah tua adalah Ultisol atau Podsolik Merah Kuning, dan Oxisol atau Laterit. 



VIII. PROSES PELAPUKAN 

Proses pelapukan batuan terjadi akibat tiga mekanisme, yaitu: 
(1) proses pelapukan fisik, 
(2) proses pelapukan kimia, dan 
(3) proses pelapukan biologi. 

Ketiga proses ini saling terintegrasi satu sama lain sehingga mempercepat proses pelapukan batuan. Proses pelapukan fisik merupakan proses mekanik yang menyebabkan bebatuan masif pecah dan hancur serta terfragmentasi menjadi partikel-partikel kecil tanpa ada perubahan sifat kimia. Proses ini terjadi akibat dari: 
(1) perubahan suhu yang drastis seperti sangat dingin atau sangat panas, 
(2) hantaman air hujan, 
(3) penetrasi akar, dan 
(4) aktivitas makhluk hidup lainnya. 

Perbedaan kecepatan proses pelapukan fisik dipengaruhi: 
(1) tingkat kontraksi dan ekspansi dari komponen penyusun batuan, sehingga memicu proses pecah dan hancurnya bebatuan, 
(2) tingkat kekasaran permukaan bebatuan, makin kasar permukaan bebatuan akan mengalami proses pelapukan yang lebih cepat, dan 
(3) warna gelap dan terangnya bebatuan, makin gelap warna bebatuan akan memiliki daya menyerap cahaya yang lebih banyak dan mempercepat proses pemuaian atau kontraksi dan ekspansi, sehingga mempercepat proses pelapukan.


Proses pelapukan kimia merupakan proses pelapukan yang diikuti terjadinya perubahan sifat kimia. Beberapa proses kimia dari pelapukan adalah: 
(1) pelarutan atau solubilitas, 
(2) hidrasi atau proses pengikatan molekul air, sehingga volume meningkat dan kekuatan melemah serta menjadi mudah mengalami proses pelapukan, 
(3) hidrolisis atau proses pergantian kation-kation dengan ion hidrogen dan saat terjadi ionisasi menyebabkan kondisi melemah, sehingga mudah mengalami proses pelapukan, 
(4) oksidasi atau terjadinya penambahan muatan positif, seoperti perubahan besi dalam batuan dari bentuk ferro menjadi bentuk ferri dan ukurannya bertambah, sehingga mudah mengalami proses pelapukan, dan 
(5) reduksi atau peristiwa penurunan muatan positif, 
(6) karbonatasi atau proses yang menyebabkan bereaksinya asam karbonat dengan basa-basa membentuk basa karbonat, dan 
(7) asidifikasi atau proses pengasaman bebatuan, sehingga mempercepat proses pelapukan, seperti: pengasaman akibat asam nitrat yang terkandung dalam air hujan, dan pengasaman akibat asam sulfat hasil dekomposisi protein, kedua asam ini mempercepat proses pelapukan. 

Proses pelapukan biologi dapat diakibatkan oleh aktivitas kehidupan: 
(1) mikroorganisme tanah, 
(2) akar tumbuhan, dan 
(3) hewan. 
Proses pelapukan biologi senantiasa mengiringi dari kedua proses sebelumnya. 

Sebagai contoh: bebatuan yang mengalami proses suhu ektrim (sangat panas atau sangat dingin) sehingga mulai terjadi retakan-retakan. Selanjutnya saat terjadi hujan maka air hujan akan masuk ke dalam retakan-retakan tersebut dan makin mempercepat proses pelapukan, selain itu biasanya diiringi juga dengan mulai tumbuhnya tanaman tingkat rendah dan mulai berkembangnya mikroorganisme tanah sehingga lebih mempercepat proses pelapukan. Makin hari tanah yang terbentuk makin dalam dan selalu diikuti dengan perubahan vegetrasi yang tumbuh diatasnya yang dikenal dengan istilah suksesi vegetasi, yaitu dari vegetasi yang berakar dangkal sampai ke vegetasi berakar dalam. Tiga proses pelapukan tersebut satu sama lain saling terintegrasi secara utuh dan saling berintekasi dalam mempercepat proses pelapukan bebatuan menjadi tanah. 

Gambar proses pelapukan fisik batuan disajikan dalam Gambar 11. Sketsa proses pelapukan bahan induk tanah sampai menjadi mineral liat, oksida besi, oksida aluminium, dan ion hara disajikan dalam Gambar 12.




Gambar 11. Proses pelapukan fisik batuan induk yang mengalami retakan-retakan akibat pengaruh suhu dingin yang ekstrim dan suhu panas yang ekstrim.