Sabtu, 22 Oktober 2011

pendalaman iman

 

SELASA, FEBRUARI 17, 2009

118. Pendalaman iman: pemutusan hubungan dengan hidup lama

Rabu, 18 Februari 2009
Bacaan: Markus 8, 22 - 26






Kisah injil hari ini menampilkan penyembuhan seorang buta di luar sebuah kampung (Betsaida). Markus melukiskan Yesus yang sedang dalam perjalanan, beralih dari satu tempat ke tempat yang lain. Hal yang menarik dari peristiwa penyembuhan ini adalah proses membawa atau lebih tepat menghantar. Awalnya orang banyak (penduduk kampung) menghantar orang buta kepada Yesus. Lalu Yesus membawa orang buta itu keluar kampung. Markus kelihatannya mau setia dengan proses pendidikan iman yang sedang dibuat oleh Yesus sehingga ia menampilkan tindakan menghantar. Sekali lagi Yesus menjadi seorang pendidik iman yang luar biasa. Ia tidak memaksa orang untuk segera mengenal dia sebagai Tuhan. Yesus menekankan proses, tidak buru-buru. Karena yang buru-buru seringkali tidak bertahan lama dan mendalam.








Kita temukan lagi proses ini amat mirip dengan proses yang terjadi dalam sejarah Israel di padang gurun. Musa menghantar Israel keluar dari Mesir untuk melihat dan memahami secara perlahan-lahan Yahweh yang mengasihi Israel. Setelah di padang gurun dan mengenal Yahweh dan mengakuinya sebagai Tuhan dan Allah mereka, Israel diminta tidak pulang kembali ke Mesir. Bangsa Israel pernah menggerutu dan minta kembali ke Mesir untuk mengalami kenikmatan yang tersedia di Mesir. Yesus berbuat yang sama terhadap orang buta itu. Setelah orang buta mampu melihat dengan jelas manusia lainnya (= Allah telah menjadi manusia), si buta disuruh oleh Yesus "jangan masuk kampung". Suatu perintah untuk tidak kembali kepada keadaan masa silam.







Perjalanan iman memang menuntut kita melepaskan apa yang telah diyakini di sebelumnya. Pegangan baru adalah Tuhan Yesus yang dikenal melalui pengalaman pertemuan pribadi dengan dia. Kalau kita terus menerus terpaut dengan keadaan lama, tidak sungguh memutuskan hubungan dengannya maka sulitlah kita mengakui Yesus sebagai Tuhan kita. Tugas pewartaan adalah menghantar jemaat untuk keluar dari keadaan lama dan tidak memasukinya lagi.









Tuhan Yesus, semoga aku dapat mengikuti proses pendidikan iman ini dengan hati terbuka dan mengakui Engkau sebagai Juru Selamatku. Amin
 


wadah

. PENDAHULUAN
Sebagai suatu wadah, Human Service Organization (HSO) merupakan oragnisasi/lembaga tempat dimana kegiatan pelayanan kemanusiaan atau kesejahteraan sosial dilaksanakan. Kegiatan HSO bukan dominasi atau monopoli bidang sosial saja, melainkan bidang-bidang lainnya yang bergerak dalam kesejahteraan sosial seperti kesehatan, pendidikan, hukum dan lainnya.
HSO tumbuh sebagai jawaban dari kebutuhan pelayanan bagi masyarakat oleh keluarga maupun pasar. Lembaga ini memastikan pelayanan yang dapat diperuntukkan bagi seluruh warga Negara tanpa kecuali. Oleh karena itu visi dari HSO haruslah memberikan pelayanan professional sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya.
Untuk meningkatkan profesionalitas seuatu HSO perlu mempunyai perencanaan program yang baik, dan berorientasi kepada pelayanan kliennya. Sebagai usaha peningkatan profesionalitas para pelaksana dan lembaganya, perencanaan program selanjutnya akan dibahas dibawah ini.
Perencanaan merupakan salah satu fungsi managerial yang mendasar yang terdiri dari sejumlah tugas, antara lain :
1. Menetapkan kebijakan, tujuan, standar dan pedoman
2. Pengembangan anturan-aturan prosedur
3. Pengembangan perencanaan
4. Memperhatikan lingkungan yang teliti.
Bentuk perencanaan diterjemaahkan melaui program-program yang dapat diinterpretasikan sebagai :
1. Proses apa yang sedang dikerjakan
2. Target pelayanan
3. Hasil yang akan dicapai
4. Intervensi termasuk juga kebijakan
Setidaknya secara spesifik perencanaan harus mengandung unsur :
1. Apa ?
2. Siapa ?
3. Kapan ?
4. Bagaimana ?
5. Dimana ?
Pentingnya perencanaan program hingga keberhasilan suatu kegiatan tergantung kepada perencanaan yang digunakan. Apa bila perencanaan tersebut baik maka kemungkinan akan menghasilkan kegiatan yang baik pula, demikian pula sebaliknya.
II. PEMBAHASAN
1. Model-model perencanaan program
Terdapat sejumlah faktor penting yang terdapat dalam perencanaan pelayanan kemanusiaan, yang di singkat AVICTORY, antara lain :
a. Ability atau kemampuan
b. Value atau nilai-nilai
c. Information atau informasi
d. Circumstances atau perihal
e. Training
f. Obligation
g. Resintance
h. Yield
Pentingnya perencanaan program hingga keberhasilan suatu kegiatan tergantung kepada perencanaan yang digunakan. Apa bila perencanaan tersebut baik maka kemungkinan akan menghasilkan kegiatan yang baik pula, demikian pula sebaliknya.
Perencanaan program dilakukan agar pelaksanaan manajemen lebih efektif sehingga dapat menghasilkan atau mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebagaimana mestinya. Seperti terlihat dalam gambar dibwah ini.
Gambar 6.1 Tujuan Manejemen Efektif
Sumber: Christian, WP.and Hannah, G.T. (1983) Manajemen efektif pada
pelayanan manusia, Prentice Hall, Englewood Cliffs, N.J.,p.15.
Elemen itu dapat digunakan untuk bekerja melalui sistematis tahapan-tahapan, garis besarnya dalam Gambar 6.1, yakni analisis, implementasi dan pengukuran. Suatu perencanaan program dapat disusun dengan menggunakan model logis yang memuat tentang :
a. Alokasi sumber untuk program
b. Maksud aktivitas program
c. Harapan hasil program
d. Asumsi hubungan penyebab
2. Isu-isu yang muncul pada tahap analisis perencanaan
Beberapa kompleksitas yang muncul dari implementasi program telah tercatat seperti dalam pembuatan keputusan dan komunikasi, konflik dan perubahan manajemen. Beberapa isu yang sering muncul dalam analisis perencanaan sebagai berikut :
a. Penggabungan masalah dengan konsep dan pengukuran kebutuhan;
b. Perumusan pernyataan misi, tujuan dan spesifikasi obyek;
c. Mendefinisikan suatu masalah Nilai dan posisi teoritis yang disediakan, untuk analisis, mata rantai hubungan penyebab, pendefinisian masalah atau kondisi yang dialamatkan dan perancangan komponen program untuk memperoleh pengaruh yang kuat pada kondisi itu. Contoh, kekerasan terhadap anak disebabkan oleh sumber-sumber yang tidak tercukupi dan faktor struktural, suatu kecenderungan untuk menolak program pertolongan.
d. Angket atau questioner yang digunakan
Kebutuhan pengukuran
Ini adalah konsep yang telah menimbulkan sejumlah perhatian pada kebijakan sosial dan manajemen pelayanan manusia. Definisi kebutuhan sangatlah kompleks dapat diukur dengan siapa butuh, dan oleh standar apa; perbedaan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan, dan keabsyahan kebutuhan. Kompleksitas permasalahan membutuhkan definisi, dan perkembangan suatu jawaban yang mencukupi, melalui menerima sejumlah perhatian dalam kebijakan sosial. Satu perumusan awal kebutuhan oleh Bradshaw 1972, yang mana dia membedakan antara perasaan, ekspresi, normatif dan kriteria penggunaan dalam pemenuhannya. Hamilton-Smit (1975), Ife (1980) dan Martin (1982) telah mengkritik pentingnya pengembangan semua konsep, dan perluasan pemikiran Bradshaw dalam kontek Australia. Martin membuat suatu manfaat perbedaan antara kebutuhan yang didefinisikan penerima pelayanan dan penyedia pelayanan, dan kami bersedia untuk konsequen bekerja pada perbedaan ini.
Perumusan pernyataan tugas dan spesifikasi tujuan dan obyek
Ini adalah suatu wilayah dimana manager sering mengalami beberapa kesulitan. Pernyataan tugas adalah pernyataan umum akan tujuan organisasi, dan kadang-kadang mengambarkan philosofi organisasi atau program. Ciri pernyataan tugas antara lain:
a. Menyediakan tempat tinggal dan pelyanan perawatan kesehatan untuk orang tua
b. Menyediakan satu pelayanan akomodasi darurat untuk subyek wanita yang megalami kekerasan rumah tangga
Pernyataan tugas, idealnya, harus menjelaskan populasi konsumen atau potensi tugas konsumen sebagai tujuan, kealamiahan pelayanan yang disediakan, tipe yang menyangkut fasilitas, meskipun aspek ini biasanya kurang jelas, termasuk tipe personel yang akan mengimplementasikan program.
Tujuan lebih spesifik dari pernyataan tugas, dan idealnya (dan ada kemungkinan) terdefinisikan dalam istilah yang terukur, dapat tercapai dan komponen yang terlihat. Pernyataan sebaiknya :
a. Menjelaskan aktivitas utama oleh pengunaan kata yang salah yang berorietasi tindakan, contoh dalam memajukan sejumlah pribadi yang terinfeksi HIV untuk mengunakan program perawatan setempat;
b. Identifikasi menurut kondisi kunci yang mana penyelenggaraan diharapkan terjadi, oleh spesifikasi tujuan yang tunggal, contoh pengembangan suatu model kolaborasi perawatan dengan pelayanan perawat rumah;
c. Indikasi tingkatan pelaksanaan yang dipertimbangkan dapat diterima. Ini mungkin juga memuat suatu elemen waktu, contoh semua kasus diketahui dalam wilayah depertemen kesehatan khususnya adalah penerimaan pelayanan, jika diinginkan, selama enam bulan berikutnya.
Denifinisi masalah dan desain program
Wilayah ini penting sebab definisi masalah dan desain program menghadapi nilai dan teori. Nilai menyediakan penyokong program – pembenaran dan keabsyahan definisi masalah serta desain program – juga memberikan bentuk akan tingkatan intervensi dan lokasi definisi masalah dan desain program, ketika menyediakan penyokong teoritis sesuatu yang rasional untuk penggolongan membuat intervensi.
Bentuk yang berbeda dari konflik dapat terjadi, dan, meskipun tidak termuat sebagai elemen nilai yang jelas, boleh jadi hampir sebagai fundamental. Konflik ini muncul melebihi orientasi teori yang diambil dalam peraturan pada program yang rasional.
Beberapa wilayah intervensi terlalu baru dan asli contoh :
- Program pemberantasan AIDS, yang membawa mereka berpengaruh pada sejarah teori dan kerja penelitian untuk kebenaran program.
- Isu kekerasan dalam rumah tangga, program tidak mungkin hanya baru ( tempat perlindungan perempuan) tetapi juga boleh jadi tantangan yang didasarkan pada penjelasan awal pada teori kepribadian tentang tentang hubungan sado-masochistic (orang yang suka menderita).
- Program di wilayah penyiksaan anak, AIDS dan promosi kesehatan akan bekerja dalam lingkungan pada nilai dan perselisihan tingkat tinggi, dengan eksperimen atau pilot program.
Dalam banyak cara program dapat mempertimbangkan aksi penelitian program, dan setiap aspek intervensi menjadi variabel untuk dipelajari. Hendaknya setiap intervensi dicatat sebagai potensi penelitian aksi yang melekat dalam program pelayanan kemanusiaan.
Untuk contoh, perancangan program pendidikan teman sebaya untuk resiko tinggi tertular HIV, hanya ada sedikit yang perencana lakukan dalam perencanaan program. Mereka harus meninjau, karenanya, perlu melihat literatur dan penelitian pada tingkah laku kelompok kecil, teori-teori pembentukan sikap, dan hubungannya dengan perubahan tingkah laku, pengunaan metode kelompok teman sebaya dalam hubungannya dengan pendidikan alkohol dan obat-obatan, persepsi resiko menguasai orang muda, dan akhirnya, studi perbandingan pada pemeliharaan perubahan tingkah laku digunakan metode berbeda dalam intervensinya (kelompok kecil, individual, counseling).
Dengan perkembangan yang cepat di lapangan utamanya datang dari pendidikan kesehatan dengan model yang didasarkan pengembangan program pada sejumlah tahap proses yang khusus, termasuk model, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Ada kesan yang tipis terhadap yang terjadi pada mereka, melewati waktu, terhubung dengan perputaran pengembangan program serupa. Perputaran program itu termasuk tahapan pemandu, diikuti dengan program eksperimen, demontrasi program, dan melembagakan program. Peranan evaluasi dalam kerangka kerja utama berkontribusi jelas untuk perumusan putaran feedback (pengaruh balik). Ini terjadi pada setiap tahapan dalam proses dan pada setiap tahapan perkembangan program.
Daftar Pertanyaan pada Perencanaan Program
Tidak ada yang berharga dalam daftar pertanyaan pada perencanaan program, seperti pada tabel 6.2, yang memuat elemen seperti dijelaskan diawal pada model perencanaan program yang berbeda. Peralatan seperti ini dapat digunakan dalam perencanaan program, khususnya ketika program itu dalam area baru untuk intervensinya.
3. Pemasaran sebagai alat perencanaan program
Chisnall (1979), seorang yang memberikan argumen untuk penerapan teknik pemasaran untuk pengembangan kesehatan dan program kesejahteraan, yang mengatakan:
Swasta sebagai sektor bisnis dan publik sebagai organisasi kesejahteraan memiliki motivasi yang terbaik, tetapi mereka membagi obyek secara bersama: menyediakan keuntungan yang dapat diterima anggota-anggota, apakah mereka digambarkan sebagai konsumen, pasien atau klien. Alokasi yang paling optimal dari sumber-sumber daya ini bukan hanya berhubungan dengan perusahaan-perusahaan komersial tapi juga secara langsung berhubungan dengan orang-orang yang merumuskan kebijakan tentang pelayanan publik.
Tabel 6.2: Daftar Pertanyaan Prencanaan Program
a. Kelompok sasaran tertentu. Siapa yang beresiko ? resiko apa yang ada pada mereka ? apa masalahnya ?
b. Sasaran intervensi. Apa yang kita pahami ? bagaimanakah menghubungkan teori prubahan perilaku dengan program-programnya ? mengapa orang-orang datang pada peksos dan bagaimana mereka mengakses pelayanan ? bagaimanakah para pengguna pelayanan secara tipikal ”mengemas” pelayanan peksos dengan yang tersedia ?
c. Pengalaman. Pelajaran apakah yang kita peroleh dari kegiatan – kegiatan yang sama dimasa lalu yang akan membantu kita dengan kegiatan ini ?
d. Pihak lain. Siapakah yang akan kita tiru dari pekerjaan-pekerjaan pihak lain ? apakah orang lain melakukan hal yang sama dan kita mampu mengkaitkan-nya ?
e. Keahlian. Siapakah orang yang paling baik untuk memberi nasehat pada pekerja sosial tentang jenis kegiatan ini ? umpan balik seperti apa dari konsumen yang akan membantu kita dalam pendisainan (program) ?
f. Latar belakang. Penelitian dan pre-evaluasi. Bagaimana cara kita mendapatkan apa yang paling berpengaruh bagi kelompok sasaran ?
g. Keterlibatan masyarakat. Bagaimana kita mendapatkan kelompok target yang terlibat dalam semua tahapan pada kegiatan ini ?
h. Pengembangan masyarakat. Bagaimana kegiatan ini mampu mengembangkan kepedulian masyarakat terhadap kelompok sasarannya ? mengapa ini penting ?
i. Teknologi. Teknologi apa yang paling efektif untuk memunculkan program ini ?
j. Sumber-sumber. Staf (digaji dan tidak digaji) uang, bangunan. Apa yang diperlukan ? apakah tersedia ? dimana kita dapat mendapatkannya ?
k. Masalah. Masalah-masalah apa yang mungkin kita hadapi ?
l. Evaluasi. Bagaimana kita tahu apakah intervensi ini berhasil ?
Daftar ini mengangap penelitian marketing bukan merupakan suatu konsep yang mencampuradukan dengan pelayanan-pelayanan manusia secara keseluruhan dan akar dari penelitian marketing memanipulasi survei-survei sosial sebelumnya yang dirintis oleh para perencana program sebelumnya seperti Booth dan Rowntree. Telah ada beberapa resistansi terhadap penelitian marketing seperti yang telah digambarkan pada awal paragraf.
Penelitian riset adalah pembatasan kebutuhan dan memandang isu-isu seperti permintaan pelayanan-pelayanan yang semuanya secara resmi diaplikasikan dalam keahlian marketing untukmembantu dalam meyakinkan secara lebih efektif perencanaan program pelayanan masnuia.
Seperti telah dikemukakan, ada banyak instansi dimana penelitian marketing dapat dijadikan nilai tertentu bagi organisasi pelayanan manusia. Sejumlah studi pendidikan kesehatan menampilkan penggunaan penelitian marketing dalam mengevaluasi keefektifan kampanye-kampanye poster terhadap larangan merokok serta menginvestigasi pengetahuan dan perilaku sebagai penyakit kelamin sebelum kampanye tentang pelayanan masyarakat semakin gencar.
Marketing dan pekerjaan sosial
Dalam pengembangan pendekatan ini, Holmes Reicken (1980) telah menggambarkan tentang analisis-analisis sebelumnya tentang dua hal utama yaitu ketentuan-ketentuan tentang organisasi non profit dimana klien dan donatur berada dalam suatu organisasi yang menerima sumber-sumber daya. Mereka juga mempunyai identitas keberdaan dalam HSO, mencakup klien , sumber pendanaan, anggota staf, susunan kepemimpinan, sukarelawan, agen-agen rujukan, akreditasi atau perijinan lembaga, klien yang mempunyai prospek memadukan pelayanan masyarakat dengan organisasi lain.
Penggunaan konsep pendekatan marketing dalam organisasi harus dilaksanakan dengan hal-hal sebagai berikut :
a. Menarik sumber-sumber daya.
b. Mengubah sumber-sumber daya dalam suatu penawaran pasar/produk ke dalam bentuk-bentuk program.
c. Menyalurkan penawaran-penawaran ke dalam berbagai market organisasi.
Marketing pertukaran antara barang-barang yang bernilai dengan barang-barang yang bernilai lain. Gaji ditukar dengan pelayanan mekanis dimana di setiap bagian ditawarkan suatu intensip untuk bekerja sama dengan organisasi tersebut.
Strategi pemasaran
Pelaksanaan pertukaran adalah memberikan kepuasan bagi semua bagian yang membutuhkan strategi marketing. Dua keputusan dasar yang dilibatkan dalam penentuan startegi ini adalah pasar. Perpaduan pemasaran dapat dijelaskan dalam empat P : product, price, place and promotion.
Tabel 6.3: Memadukan Pasar dan Pemasaran dalam Organisasi
Pelayanan Kemanusiaan
Harga Tempat Promosi Produk
1 2 3 4 5
Klien Biaya pelayanan
Kebutuhan komitmen
Biaya fisik permohonan bantuan Aksesbilitas lembaga (tempat parkir, rute bis)
Jangkauan luar dan kunjungan rumah
Jam kerja lembaga
Kebijakan yg diambil
Suasana kerja
Kegiatan luar
Surat kabar
Tindak lanjut
Iklan Keuntungan
Peringanan masalah
Perubahan sosial
Staf Biaya kerja
Biaya tenaga
Komitmen dengan waktu yg disesuaikan
Menerima tujuan dan filosofi lembaga
Suasana kerja
Aksesbilitas
Jam kerja
Efesiensi
Pribadi Penerimaan staf
Permohonan dana Permanfaatan profesional melalui pemberian pelayanan
Pengembangan profesional dan pribadi
Gaji
Moral
Pimpinan / Direktur Komitmen waktu
Biaya kerja
Biaya tenaga
Menerima filosofi dan tujuan lembaga
Aksesbilitas
Hiasan
Pemeliharaan biaya dan penurunan harga
Efesiensi Penerimaan dewan anggota dan dewan pengurus
Permohonan dana
Tujuan organisasi kedepan
Kekuatan/kebanggaan
Status/pengenalan
Kepuasan pribadi
Mempertemukan nilai pribadi
Sumber pendanaan Biaya pelayanan
Biaya pengeluaran tambahan
Menyetujui kebutuhan monitoring
Pengaruh reputasi Aksesbilitas
Biaya pengeluaran tambahan
Efisiensi Evaluasi penelitian/
kemampuan melakukan pelayanan
Reputasi lembaga
Penghargaan
Bebas pajak
Penyelenggaraan pelayanan sebagai kontrak
Perubahan sosial vs status quo
Kualitas profesional
Sumber : Holmes, J dan Reiken G (1980) ”Using Business Marketing
Conceps to View the Private, Non Profit, Social Service Agency” Administrasi Social Work 4 (3), pp 48-49
Konsep Permintaan
Orientasi pemasaran adalah keberanian menemukan cara-cara baru berfikir tentang memodifikasi dan menggolongkannya, tetapi kesulitan akan muncul dalam oreintasi tersebut misalnya kecenderungan dan fokus pada permintaan dari pada kebutuhan. Hal ini untuk mengkonseptualisasikan bentuk-bentuk permintaan termasuk negatif, non eksisten, laten, kebimbangan , iregular dan keseluruhan bentuk-bentuk permintaan lainnya (Kotler : 1975). Pekerja sosial harus memikirkan desain programnya dalam bentuk pertemuan normatif, demonstrasi atau memunculkan kebutuhan-kebutuhan dan permintaan-permintaan yang tidak direspon, atau ’keinginanan’ yang tidak dilegitimasi oleh teori-teori normatif.
Perminataan negatif
Genkins (1985) menawarkan sebuah kerangka yang diintegrasikan oleh dua konsep dari kebutuhan dan permintaan, serta difokuskan pada empat bentuk-bentuk permintaan yang lebih negatif. Permintaan negatif atau situasi dimana banyak semen-segmen penting dari pada suatu yang potensial tidak menyukai produk, sehingga membutuhkan pemikiran tentang program-program pekerjaan sosial. Ini bukanlah situasi hitam putih, hal yang terlihat sebagai fase-fase dan perubahan-perubahan yang ditekankan. Beberapa tahun lalu di Victoria menekankan perubahan pada keadilan sosial, nilai-nilai dan ideologi-ideologi.
Tabel 6.4: Konseptualisasi dan Menetapkan persaingan sesuai Tuntutan
Pasar dalam Perencanaan Program
a. Menetapkan, kemungkinan kekhususan, berbagai target pasar dari organisasi. Siapa penerima layanan dari organisasi?. Apa yang diidentifikasikan pasar oleh organisasi? Ada keyakinan termasuk staf, dewan direktur, lembaga pendanaan yang signifikan dan pasar merupakan sesuatu yang penting bagi keberfungsian organisasi. Contoh, lembaga mungkin mempercayakan secara berat pada sukarelawan, meskipun yang lain sangat tergantung pada sumber rujukan.
b. Secara garis besar pemasaran memadukan pasar dengan menggunakan empat pendekatan (lihat juga ulasan di awal pada kosep harga dalam kontek ini). Letakkan hasil masuk ke matrik seperti dalam gambar 6.3 dengan bekerja melewati matrik untuk tiap-tiap target. Bagaimana pasar akan mempertimbangkan tiap-tiap produk yang diterima. Apakah harga pasar sesuai dengan produk? Dari mana pasar menerima produk? Bagaimana pasar menerima informasi tentang organisasi ?
c. Memimpin untuk masing-masing pasar dengan audit pemasaran, menguji persepsi berbagai pasar akan produk lembaga, harga, promosi dan tempat aktivitas. Apakah pandangan pasar serupa dengan perpaduan pemasaran sebagai pandangan lembaga? Apakah ada salah persepsi? Bagaimana mereka dapat mengeliminasi? Apakah pelayanan sering mempertemukan kebutuhan dengan pasar? Apakah harga permintaan cocok dengan pasar masing-masing? Apakah produk sepadan dengan tuntutan harga untuk masing-masing pasar?
d. Lihat interaksi dari empat pendekatan untuk seluruh target dengan melihat kemerosotan matrik untuk masing-masing pendekatan. Apakah ada titik konflik? Apakah ada sejumlah konflik yang berlanjut? Dimana konflik serupa muncuk kedepannya? Contoh, lingkungan kerja lembaga sangat efesien dan nyaman bagi staf tetapi dingin dan kurang dalam kontak kemanusiaan dengan klien. Ini tercermin oleh penjagaan resepsionis ini yang mengelincirkan dalam banyak kantor yang menunjukkan konflik di tempat itu.
e. Lihat organisasi. Apakah objektif? Apa programnya? Apakah kekuatan dan kelemahan organisasi didasarkan pada audit pemasaran dan evaluasi pada interaksi pasar.
f. Kumpulan prioritas kepuasan dari kebutuhan pasar untuk masing-masing isu yang utama, berdasarkan analisis perpaduan pasar, titik-titik konflik dan audit organisasi. Menentukan kebutuhan pasar-pasar yang mana menerima prioritas dan eleman-elemen yang mana untuk perpaduan pasar yang banyak krusial untuk mensuplai kebutuhan kepuasan, apakah lembaga dapat merubah elemen penyediaan kepuasan.
g. Untuk memperhatikan isu, lihat pada pengaruh perubahan dalam perpaduan pasar. Jika pelayanan secara alamiah dirubah, contohnya, apakah dibutuhkan perubagan harga, lokasi dan lain-lain?
h. Melihat pengaruh-pengaruh dari perubahan-perubahan yang terjadi dalam menyelaraskan dengan pasar lain. Bagaimana sebuah perubahan dalam menyeimbangkan pengaruh pasar yang satu dengan pasar lainnya ? Bagaimana perubahan klien dalam pelayanan mempengaruhi staf ? Apakah perubahan membutuhkan perubahan kebijakan yang dipertimbangkan dewan direktur, untuk meningkatkan ”harga” pelayanan ?
i. Melaksanakan suatu analisis cost-benefit yang berdasarkan susunan prioritas pada langkah no. F. Pelaksanaan perubahan-perubahan akan semakin menghasilkan suatu kepuasan yang merupakan pangsa pasar yang paling krusial pada saat mengurangi gangguan-gangguan terhadap pasar lain.
j. Karena organisasi, pasar dan lingkungan bersifat dinamis, maka proses tidak pernah komplit tetapi berlanjut.
Ini sudah bisa diberitahukan dalam program perawatan masyarakat dan perumahan. Sejumlah cara untuk menggunakan marketing konvensional termasuk program-program komunikasi, himbauan-himbauan tentang dasar-dasar nilai positif, modifikasi tentang perasaan-perasaan negatif melalui pendidikan dan menahan biaya-biaya tinggi yang tidak mampu dijangkau. Sehingga klien membutuhkan kelompok pendanaan untuk mendapatkan pelayanan-pelayanan yang tidak dapat dijangkau
Tidak ada permintaan
Tidak ada permintaan menggambarkan suatu keadaan tentang berkurangnya sesuatu yang negatif dibandingkan dengan permintaan negatif, dan menerapkan obyek-obyek yang familier tapi diterima sebagai sesuatu yang tidak ternilai. Sedang obyek-obyek yang bernilai tidak terdapat dalam pasar-pasar tertentu. Dalam bidang pelayanan manusia, para pekerja sosial sering bekerja dalam keadaan tidak ada permintaan. Seperti pencegahan kehamilan di kalangan remaja dan program penyalahgunaan NAPZA. Pemasaran secara stimulasi bertujuan mencegah permasalahan-permasalahan ini dengan melibatkan pemikiran dan ide-ide tentang kesadaran dan kepentingan masyarakat.
Permintaan tersembunyi
Permintaan tersembunyi muncul ketika sejumlah substansi tentang orang-orang yang berusaha membagun keinginan yang kuat terhadap sesuatu yang tidak ada dalam produk-produk aktual. Dan ini bisa dikatakan kebutuhan tersembunyi karena kebutuhan tersebut bisa dirasakan tetapi tidak bisa diterjemahkan sebagai suatu permintaan, baik karena orang-orang tidak sadar bahwa ada suatu proses untuk melakukannya atau karena mereka tidak percaya bahwa kebutuhan tersebut dapat terpenuhi. Oleh karena itu jangan mengambil langkah tambahan dalam menterjemahkan kebutuhan-kebutuhan sebagai suatu permintaan.
Permintaan yang membingungkan
Permintaan yang membingungkan adalah suatu keadaan dalam permintaan terhadap suatu produk tidak sebanyak daripada tingkat sebelumnya dan dimana permintaan selanjutnya tidak diharapkan adanya usaha-usaha perbaikan untuk target pasar, produk, atau usaha-usaha marketing. Banyak organisasi pekerjaan masyarakat yang dibentuk sebagai respon terhadap artikulasi dari permintaan-permintaan tertentu, yang mungkin sekarang sedang berjalan dalam suatu permintaan yang membingungkan dimana merka harus menunjukan relevansi secara terus menerus dari produk yang sedang mereka tawarkan.
Kekadaluwarsaan program
Dalam suatu observasi penting bagi para perencana program, Clifford (1971) mencatat bahwa kekadaluarsaan program terjadi karena beberapa alasan. Yang dapat disimpulkan sangat sukar bagi organisasi pelayanan manusia untuk memikirkan bahwa mereka sedang bersaing dalam pendanaan, bukan hanya dengan non HSO tapi juga dengan sektor-sektor pelayanan lain. Tetapi satu sama lain berada dalam aturan-aturan tentang pelayanan ini, sebagai contoh dalam bidang kesehatan dimana orang-orang memberikan advokasi pendekatan-pendekatan kesehatan masyarakat yang secara langsung berkompetisi dengan orang-orang yang melakukan advokasi pada tingkat lebih tinggi terhadap pelayanan-pelayanan yang berbasis institusional atau pelayanan-pelayanan yang lebih terpusat.
Program merupakan suatu produk yang perlu dikhususkan, fleksibel, dapat dicapai dan mempunyai manfaat kompetitif.
Karakteristik-karakteristik dari produk di bidang program pelayanan manusia secara eksplisit dikendalikan oleh strategi keadilan sosial dalam pemerintah negara bagian Viktoria.
Tabel 6.5 : Alasan – alasan Kekadaluwarsaan Program (yg mewajibkan program diganti)
a. Kebutuhan dan atau permintaan mungkin sudah tidak tampak.
b. Ada produk yang lebih baik, murah dan lebih menyenangkan yang mungkin dikembangkan untuk kebutuhan-kebutuhan yang sama.
c. Suatu program yang kompetitif yang mungkin melalui marketing superior yang secara cepat bisa mendapatkan suatu manfaat yang sangat meyakinkan.
d. Program menjadi modern karena adanya berbagai alasan ideologi atau personal (kepala badan harus menemukan ide-ide baru).
e. Permintaan atau kebutuhan mungkin tidak nampak dalam realitas kehidupan.
f. Faktor-faktor adanya pola baru untuk kepentingan sendiri. Waktu bisa diartikan sebagai suatu faktor yang signifikan, sebagai contoh : karena sudah ada pemikiran yang lebih baru, suatu lembaga mungkin menganggap lembaganya sendiri lebih baik daripada organisasi-organisasi tradisional yang berhubungan dengan isu-isu tersebut.
Para pekerja memiliki peranan yang sangat penting dalam meninterprestasikan kebijakan lembaga dan mempraktekannya kepada klien. Supaya hal tersebut berjalan secara efektif maka mereka harus meyakini terhadap produk pelayanannya kepada klien. Lauffer (1986:31) menyatakan bahwa pendekatan pemasaran :
”……. adalah suatu yang sangat cocok dengan nilai-nilai kemasyarakatan yang ditujukan dalam pernyataan para pegawai dari HSO. Dengan menempatkan perhatian pada kebutuhan dan kepentingan masyarakat yang terlibat, mungkin meningkatkan program pelayanan yang responsif. Sebuah program yang kaku untuk bertahan terhadap goncangan dan kondisi lingkungan yang tak menentu. Dalam kasus ini, etika yang baik menghasilkan perasaan yang baik”.
Perencanaan dan pemasaran sosial
Strategi pemasaran adalah sebuah pendekatan dengan maksud untuk mengatur aliran sumber-sumber dan produk di antara organisasi dan lingkungannya, dan pemasaran menjadi strategis ketika menerangkan kebutuhan dan kepentingan masyarakat dengan berbagai kunci dalam mengembangkan dan menyampaikan program serta pelayanan-pelayanan lembaga. Orientasi pemasaran memperlihatkan kepuasan konsumen, kapasitas penyedia pelayanan dan kepentingan para suplier sebagai kunci untuk mendefinisikan dan mencapai tujuan organisasi.
Pemasaran sosial terdiri dari sejumlah tahap dan ciri-ciri tersendiri, yang mana cocok untuk perencanaan sosial, adiministrasi dan prinsip dan praktek pengorganisasian masyarakat. Hubungan masyarakat terfokus pada pencapaian publisitas dan visibilitas untuk sebuah produk, yang merupakan elemen penting dalam praktek advokasi dan pengembangan sumber. Untuk lebih jelas tentang perencanaan sosial dan perencanaan pemasaran, lihat tabel di bawah ini.
Tabel 6.6 Perbandingan Perencanaan sosial dan perencanaan
pemasaran
Perencanaan Sosial Perencanaan Pemasaran
1. Identifikasi masalah
2. Identifikasi tujuan dan sasaran
3. Identifikasi strategi alternatif
4. Rekomendasi dan menyeleksi strategi
5. Pelaksanaan strategi
6. Evaluasi 1. Analisis situasional
2. Penilaian tujuan
3. Menggali strategi
4. Rekomendasi strategi
5. Mengembangkan kreatifitas/media
6. penilaian
Keterbatasan pendekatan pemasaran untuk perencanaan program
Meskipun pendekatan pemasaran ditawarkan sebagai sebuah alat dalam perencanaan program, dalam waktu yang sama terdapat beberapa kesulitan dalam menyusun sebuah model pemasaran sosial untuk pelayanan manusia sebagai tandingan terhadap model pemasaran konvesional.
Tabel 6.7: Keterbatasan dan Masalah dalam Pemasaran Sosial
a. Permasalahan yang berhubungan dengan analisis pasar.
Kesulitan untuk memeproleh konsumen dan menganalisis data.
b. Permasalahan pembagian pasar
Kekurangan data yang reliabel sering kali menyulitkan untuk membagi pasar secara akurat.
c. Permasalahan strategi produk
Cenderung kurang fleksibel dalam menawarkan produk
d. Permasalahan strategi harga
Seringkali sulit untuk mengukur biaya sosial dan kurangnya kontrol terhadap biaya-biaya sosial tersebut.
e. Permasalahan strategi komunikasi
Pemasaran sosial harus mengkomunikasikan informasi-informasi dalam penyampaian pesannya
f. Desain organisasi dan masalah perencanaan
Para pemasar sosial biasanya beroperasi dalam situasi dimana masalah pemasaran sangat kurang dimengerti. Pemasar sosial harus beroperasi di dalam lingkungan yang sesuai dengan perencanaan dan dinyatakan dalam bentuk pengarsipan.
g. Permasalahan evaluasi
Para pemasar sosial seringkali mendapat kesulitan dalam mengidentifikasikan suatu pengukuran yang efektif, sulit untuk mengestimasi kontribusi program pemasarannya agar dapat meraih keuntungan dari tujuan-tujuan tertentu.
4. Perencanaan Program dalam Konteks Interorganisasi
Seorang manager pelayanan manusia harus mampu menjalankan program perencanaan dalam konteks inter organisasi. Ini berarti segala sesuatu yang menyangkut pembentukan jaringan merupakan bagian dari kesadaran organisasi yang lebih formal, mengkolaborasi hubungan dengan program-program lembaga lain serta mengembangkan program yang terintegrasi.
Perlunya pelayanan yang terintegrasi terutama pada basis regional yang telah dilakukan selama bertahun-tahun. Misalnya pelayanan terhadap orang-orang jompo yang disertai dengan pelayanan kesehatan dan kesejahteraan.
Tetapi sistem koordionasi antar lembaga sudah barang tentu akan banyak menghadapi konflik, karena :
a. Perbedaan pandangan tiap oragnisasi dalam skema intervensi terutama jika pelayanan diberikan secara long therm.
b. Perbedaan nilai tiap organisasi.
c. Perbedaan opini atas desain dan perluasan pelayanan.
d. Perbedaan ukuran pelayanan yang efektif.
Dalam program integrasi antar pelayanan kesehatan dan kesejahteraan ada perbedaan yang cukup besar yaitu pelayanan medis dan non medis dan di antara pelayanan medis tradisional dan non tradisional.
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh para perencana program adalah dalam mendesain provisi pelayanan dengan komplemen-komplemen yang diminimalis yang menimbulkan konflik antar lembaga.
Terdapat keuntungannya untuk tidak mengeliminasi konflik secara keseluruhan karena dapat merupakan kekuatan tiap-tiap komponen sistem antar lembaga, dan untuk melihat desain pelayanan selanjutnya serta isu-isunya.
Tabel 6.8: Keuntungan Perencanaan Program yang Terintegrasi
1. Memperbaiki keefektifan staf. Koordinasi antar lembaga dapat meningkatkan sumber-sumber yang memadai bagi administrasi inovasi dalam sistem tersebut. Hal ini dapat mengantarkan kepada program staf baru, keterampilan baru dan ilmu pengetahuan baru sehingga integrasi ini dapat menghasilkan suatu program baru dengan cara-cara pelayanan terpadu yang lebih efektif.
2. Memperbaiki image publik. Persepsi para pengguna pelayanan akan lebih baik dan lebih kreatif melalui pengekpresian yang efektif.
3. Memperbaiki aksessibilitas klien. Pengguna pelayanan dapat memilih sistem pelayanan sesuai dengan pilihannya dengan penawaran desain pelayanan yang luas. Karena letak geografis, seseorang sering melakukan dan memilih sistem pelayanan sendiri, hal ini karena jangkauan pelayanan sangat menyulitkan , juga karena kekurangannya pemahaman mereka terhadap sistem sumber pelayanan.
4. Mengurangi pelayanan pragmentasi. Pelayanan diasumsikan bahwa orang yang banyak membutuhkan pelayanan harus dilayani secara holistik dan tidak boleh terputus-putus, dalam program yang terpisah.
5. Aspek ini memiliki dua dimensi yang memungkinkan, apakah non fragmentasi maupun proses perubahan sepanjang waktu sampai mengalami kemajuan logis sebagai respon penyembuhan.
6. Efesiensi yang besar. Koordinasi antara lembaga dapat menyebabkan pelayanan lebih spesifik dengan harga yang sama, bahkan jika pelayanan diberikan oleh suatu organisasi dengan lebih baik dan lebih tepat sasaran sesuai kebutuhan.
Pendekatan Program Pelayanan
Austin, 1983 telah membedakan pelayanan melalui tiga tipe program pelayanan atau pendekatan, yaitu :
a. Model pasar
b. Model jaringan
c. Model administrasi publik
Model-model ini dapat dipergunakan sebagai suatu cara berfikir tentang desain pelayanan sistem penyebaran yang dapat diaplikasikan pada tingkat regional maupun sub regional.
Model pasar menitik beratkan pada peranan klien sebagai koordinator primer terhadap pelayanan dan berusaha meningkatkan kebebasan memilih dengan provisi finansial dan bantuan terhadap klien yang lain. Telah diusahakan beberapa bentuk pengujian pasar sebagai suatu pendekatan untuk model ini dan diperoleh hasil yang menunjukan pelayanan yang relevan.
Pengembangan Hubungan Antar Instansi/kemitraan
Mengintegrasikan hubungan-hubungan antar dua atau lebih organisasi. Faktor-faktor yang penting untuk efektifitas hubungan kerja meliputi:
- Kemampuan staf menjelaskan pandangan masing-masing lembaga atau pelayanan yang diberikan
- Persepsi ketersediaan sumber-sumber lembaga
- Menjelaskan aktivitas masing-masing lembaga
- Komunikasi oleh masing-masing lembaga
Keuntungan integrasi dua kali lipat. Pada individu klien, integrasi menyediakan pelayaan lebih di beberapa tempat. Pada level kebijakan dan perencanaan program, integrasi artinya organisasi dapat bekerja untuk saling melengkapi daripada kompetisi.
Tabel 6.9: Hubungan Integrasi
Hubungan administratif
1. Fiskal
• Anggaran bersama : sebuah proses dimana integrator duduk bersama seluruh penyedia pelayanan atau secara individu untuk mengembangkan anggaran.
• Dana bersama : Sebuah proses diamana dua atau lebih penyedia pelayanan memberikan dana untuk mendukung pelayanan-pelayanan.
• Transfer dana : Dalam hal ini dana awal yang digunakan untuk satu pelayanan akan dipindahkan sehingga dapat digunakan oleh pelayanan-pelayanan yang lain.
• Pembelian pelayanan : Kesepakatan formal tentang yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan termasuk kontrak tertulis antara ingrator dan penyedia pelayanan untuk memperoleh pelayanan.
2. Praktek-praktek personalia
• Administrasi gabungan personalia : Ketetapan utama dari beberapa atau seluruhnya antara lain menggaji, memecat, mempromosikan, menempatkan, mengelompokan, melatih, dan lain-lain.
• Menggunakan staf bersama : Dalam kasus dimana dua agensi yang berbeda memberikan pelayanan dengan menggunakan staf yang sama.
• Tranfer staf : Dalam kasus dimana seorang pekerja digaji oleh sebuah agensi tetapi ia berada di bawah pengawasan administratif agensi lain.
• Staff Outstationing : Penempatan dari penyedia pelayanan dalam fasilitas penyedia pelayanan yang lain.
• Colocation : Penempatan staf oleh penyedia pelayanan dalam fasilitas yang biasa.
3. Perencanaan dan Pemograman
• Perencanaan bersama : Keketapan bersama dari total sistem kebutuhan pelayanan dan prioritas selama proses perencanaan.
• Pengembangan mengoperasikan bersama kebijakan-kebijakan : proses terstruktur dimana kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, aturan-aturan dan administrasi pemerintah ditetapkan secara bersama.
• Program bersama : Pengembangan bersama dari solusi-solusi yang terprogram untuk mengidentifikasikan masalah-masalah dalam relasi keberdaan sumber daya.
• Berbagai informasi : Menukar informasi tentang sumber-sumber daya, prosedur dan penerimaan legal (bukan klien individu) antara proyek integrator dan berbagai penyedia pelayanan.
4. Pendukung administrasi pelayanan
• Membuat catatan : Mengumpulkan, menceritakan dan menyebarkan inforasi-informasi tentang klien, termasuk standarisasi dan atau sentralisasi informasi-informasi kasus, serta prosedur-prosedur untuk menjalankan informasi.
• Manajemen bantuan : Melayani bantuan-bantuan dalam bentuk uang.
• Pelayanan pendukung utama : Tergabung atau tersentralisasikannya ketentuan pelayanan-pelayanan misalnya memerikasa, membeli, merubah material dan perlengkapan, serta pelayanan-pelayanan konsultasi.
• Hubungan-hubungan pelayanan langsung
Hubungan pelayanan langsung
1. Pelayanan inti
• Pencapaian : Perekrutan klien secara sistematik
• Intake : Proses (termasuk ketetapan-ketetapan yang layak) menghasilkan izin dari klien untuk mendapatkan pelaynan langsung.
• Diagnosa : Pengungkapan kebutuhan-kebutuhan pelayanan bagi klien.
• Rujukan : Proses dimana klien dihubungkan pada penyedia pelkayanan yang lain.
• Bimbingan lanjut : Proses yang digunakan untuk menetapkan bahwa klien meneroma pelayanan-pelayanan pada lembaga tempat mereka dirujuk, secara umum membantu mereka untuk menegosiasikan sistem pemberi pelayanan.
2. Bentuk-bentuk koordinasi kasus
• Konferensi kasus : Pertemuan antara integrator-integrator dan staf lembaga yang menyediakan pelayanan untuk membantu keluarga dalam mendiskusikan tujuan baik secara umum maupun spesifik, yang mungkin dapat menentukan tindakan dan memberikan tanggungjawab pada agensi untuk mengimplementasikan solusi-solusi.
• Koordinasi kasus : Anggota staf bertangungjawab untuk menjamin ketentuan-ketentuan pelayanan dengan penyedia yang cukup banyak untuk memberikannya kepada klien.
• Team kasus : Merencanakan / menyusun jumlah anggota staf dan juga menunjukan perbedaan disiplin atau kerja dengan anggota-anggota yang berbeda dalam lingkungan keluarga, bekerja bersama untuk menghubungkan wilayah-wilayah pelayanan dari penyedia pelayanan bagi klien (yang membedakan antara konferensi kasus team kasus adalah bentuk ketetapan termasuk sistematika inateraksi antara anggota-anggota dengan team
Sumber: Gans,S. And Horton, G.(1975) Integration of Human Services,
Praeger, New York.
Salah satu masalah yang dialami oleh Gans dan Horton’s (1975) dalam menghubungkan kerangka-kerangka tersebut adalah kebutuhan agar terlihat sebagai tipe yang ideal. Administratif dan pelayanan langsung harus dapat diletakan pada satu program. Dimana sasaran dapat dilayani oleh kedua agensi yang berbeda, masalah-masalah diintegrasikan sebagai hal yang penting. Salah satu contoh adalah ”dual – track” sistem perlindungan anak / kekerasan terhadap anak di Victoria. Dua buah agensi bergabung untuk memberikan pelayanan pada sasaran yang sama dan sering kali saling bertukar cacatan yang berkaitan dengan masalah individu. Saat victorian Children’s Protectioon Society mengasesmen dan memperkuat peranan-peranan klien, maka saat diterminasi pelayanan selanjutnya akan dilakukan oleh Community Services Victoria (CSV).
III. KESIMPULAN
Perencanaan sebagai salah satu fungsi dari managemen memegang peranan penting dalam keberlangsungan organisasi. Human Service Organization (HSO) sebagai suatu organisasi banyak ditentukan efektiftas dan produktivitas dalam pelayanannya oleh perencanaan program.
Terdapat tiga faktor penting dalam penyusunan perencanaan program, antara lain :
1. Isu-isu yang muncul pada tahap analisis perencanaan yang berkaitan dengan pengukuran, tujuan, desain program, definisi masalah, dan questioner perencanaan program.
2. Pemasaran sebagai alat perencanaan program, yang berisikan tentang pekerjaan social dan pemasaran, strategi pemasaran, konsep permintaan, permintan negatif, tidak ada permintaan, permintaan tersembunyi, permintaan membingungkan, kadaluwarsa program, serta pemasaran dan perancanaan sosial.
3. Perencanaan program dalam konteks interorganisasi, yang berisikan tentang pendekatan pelayanan program, dan pembangunan hubungan antar instansi
Namur perencanaan program bukan saja seperti pembahasan di atas, terdapat satu aspek penting yaitu peranan ahli dalam perencanaan program sangat berpengaruh akan terciptanya suatu perencanaan yang baik.
ISI :
1. PENGANTAR
2. ISU-ISU
3. PERENCAAN PROGRAM (MARKETING, PERIMTAAN, KADALUARSA PROGRAM)
4. PERENCANAAN PROGRAM DALAM KEMITRAAN
DAFTAR PUSTAKA
Donovan Frances, Jackson Alunc, Managing Human Service Organisations, Frentice Hall, Newyork, London, Toronto, Sydney, Tokyo, Singapore, 1991


soal mengenai sel

1)    Sel merupakan kesatuan struktural dari mahluk hidup. Teori ini ditemukan oleh:
a.    Rudolf Vircow
b.    Schleiden dan Schwann
c.    Rene Deutrochet  
d.    Edmund B. Wilson
e.    Robert Hooke
Jawaban : b
3)    Organle sel yang aktif dalam sintesis karbohidrat dan hanya ditemukan dalam sel tumbuhan adalah:
a.    mitokondria
b.    lisosom
c.    plastida  
d.    kloroplas
e.    apparatus golgi
Jawaban a
2. Fungsi Retikulum adalahsebagai berikut kecuali ......
a. Menampung protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel (RE kasar)
b.  Mensintesis lemak dan kolesterol (RE kasar dan RE halus)
c.  Menetralkan racun (detoksifikasi), misalnya RE yang ada didalam sel-sel hati
d.  Transportasi molekul-molekul dari bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain.
e. sintesis makanan
jawaban : e
8)    Perhatikan gambar sel berikut ini, yang merupakan penghasil energi adalah:
http://biologi.blogsome.com/wp-admin/images/penampangsel.JPG
a.    1
b.    2
c.    3  
d.    4
e.    5

Jawaban : d
organel yang dapt dilihat ketika sel mengadakan pembelahan adalah
a.   Sentriol
b.    mitokondria
c.    kompleks golgi  
d.    retikulum endoplasma
e.    Mesosom
jawaban a


tips wawancara




HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM WAWANCARA
1.      Pewawancara
Anda dapat berharap untuk diwawancarai oleh salah satu atau lebih perwakilan perusahaan tempat anda mencari pekerjaan. Anda mungkin diwawancarai oleh anggota dari bagian personalia atau supervisor di perusahaan. Perwakilan dari bagian personalia biasanya tidak mempunyai latar belakang teknis dalam menyeleksi para pelamar kerja untuk sejumlah bidang khusus. Pewawancara dipersiapkan untuk membicarakan perusahaan dalam masalah umum, seperti produk, pelayanan, tingkatan gaji, dan keuntungan perusahaan. Mereka tidak dalam posisi untuk menjawab pertanyaan yang bersifat sangat teknis yang berhubungan dengan pekerjaan-pekerjaan khusus. Karena itu, anda seharusnya menghindari pembicaraan tentang atau jargon teknis dalam wawancara personalia.
Perwakilan dari divisi atau unit tempat lowongan kerja bersedia membicarakan masalah pekerjaan dikaitkan dengan aspek-aspek pekerjaan berdasarkan jabatan dalam perusahaan. Orang yang menangani masalah ini adalah praktisi profesional dan kepadanya penggunaan bahasa yang bersifat teknis dan khusus dapat digunakan. Ketahuilah siapa pewawancara anda. Jika tidak, anda akan kehilangan waktu yang berharga atau kesan yang kurang baik dengan  menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang kurang tepat.
2.      Gaya Wawancara
Gaya wawancara yang digunakan oleh pewawancara berbeda-beda. Jenis wawancara yang paling umum adalah 1) stress interview, 2) wawancara pertanyaan dan jawaban, 3) wawancara bebas. Beberapa pewawancara menggunakan satu gaya secara terpisah; pewawancara lainnya menggunakan secara kombinasi. Pengetahuan tentang bagaimana wawancara dilakukan akan membantu mengidentifikasi gaya dan secara bersamaan dapat menyesuaikan jawabannya.
a.       Stress interview
Stress interview digunakan terutama untuk menilai bagaimana menjawab/bereaksi dibawah tekanan. Apakah yang anda katakan seringkali kurang penting dibandingkan bagaimana anda mengatakannya. Pewawancara dapat menggambarkan suatu situasi atau kejadian kritis dan menanyakan bagaimana anda akan mengatasinya. Jenis wawancara seperti ini umumnya digunakan untuk menyeleksi para pelamar pada bidang pekerjaan yang peka misalnya jenis pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan kepada masyarakat, atau hubungan dengan para pelanggan.
b.      Wawancara pertanyaan dan jawaban
Dalam wawancara pertanyaan dan jawaban, pewawancara telah menyiapkan sejumlah pertanyaan. Bentuk pertanyaannya seragam dan semua pelamar ditanyakan dengan pertanyaan seragam dan semua pelamar ditanyakan dengan pertanyaan-pertanyaan yang susunannya sama. Banyak pewawancara profesional, khususnya yang mewakili perusahaan besar dan perusahaan nasional menggunakan gaya wawancara seperti ini.
c.       Wawancara bebas
Wawancara bebas menyerupai jenis wawancara pertanyaan dan jawaban tetapi tidak terstruktur. Wawancara dimulai dengan beberapa pertanyaan umum tetapi rumusan pertanyaan berturut-turut berdasarkan pada jawaban  anda. Ini memberikan anda kesempatan untuk mempengaruhi arah wawancara yang akan dilakukan. 
Beberapa wawancara dapat melompat dari belakang ke depan, dari satu gaya ke gaya lainnya. Jika anda mengetahui apa yang terjadi, anda lebih baik dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. Ingat tugas anda adalah untuk memberikan kesan yang baik kepada pewawancara. Pewawancara akan mengontrol hasil akhir dan akan memutuskan siapa yang akan diberi pertimbangan lebih lanjut dan siapa yang akan direkomendasikan atau siapa yang akan diterima.
3.      Tahap-tahap Wawancara
Tanpa memperhatikan gaya wawancara atau jenis wawancara yang dilaksanakan, wawancara akan berkembang melalui 4 (empat) tahap, yaitu pendahuluan, memberi informasi umum, mempersempit fokus, dan penutup.
Pendahuluan- dimulai dengan pembicaraan yang diprakarsai oleh pewawancara. Pewawancara dapat menanyakan beberapa pertanyaan umum atau membuat pangantar umum. Pembukaan umum, misalnya : “Apakah anda mendapatkan kesulitan dalam menemukan tempat parkir?” atau ”Dapatkah sekretaris saya menyediakan segelas kopi?” tujuan pertanyaan ini adalah untuk memberikan kesan santai dengan menciptakan suasana untuk menemukan tingkat komunikasi yang diinginkan.
Memberi informasi umum- pewawancara beralih dari pembicaraan kecil ke informasi umum tentang diri anda dan tentang perusahaan. Anda dapat bertanya dengan mengulas latar belakang, minat, dan tujuan anda melamar pekerjaan. Pewawancara dapat berbicara tentang perusahaan dan tujuannya dengan mencoba untuk menjelaskan kepada anda bahwa perusahaan tersebut adalah perusahaan terkenal dalam bidangnya. Wawancara ini untuk menguji keterampilan mendengar dan berbicara dan memberikan anda informasi tambahan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan.
Mempersempit fokus- pewawancara mulai berkonsentrasi pada masalah pekerjaan dan bagaimana anda dapat menyelesaikannya. Anda mempunyai kesempatan untuk menjelaskan keterampilan dan bagaimana melamar untuk persyaratan dan kualifikasi pekerjaan tertentu. Pewawancara dapat menanyakan anda untu memecahkan masalah teknis atau dapat memberikan situasi yang mungkin dan menanyakan bagaimana menghadapinya. Segala usaha anda dalam memilih pekerjaan dan perusahaan akan membantu dalam bagian wawancara ini.
Penutup- pewawancara membuka pembicaraan dengan meringkas apa yang telah diuraikan dan memperjelas aspek-aspek pembicaraan tertentu. Pewawancara mungkin akan menjelaskan bagaimana dan kapan kontak berikutnya dilaksanakan. Ini adalah waktu anda untuk 1) mengungkapkan minat untuk bekerja dan menunjukkan keterampilan anda yang relevan; 2) mengucapkan terima kasih kepada pewawancara untuk kesempatan yang telah diberikan; dan 3) menanyakan kapan dapat mengetahui hasil wawancara jika sebelumnya tidak diberitahu.
4.      Pertanyaan-pertanyaan Yang Sering Diajukan oleh Perusahaan
  • Dapatkah anda bercerita sedikit tentang diri anda?
  • Apa tujuan dan sasaran jangka panjang dan jangka pendek anda?
  • Apa yang telah diperoleh dari pekerjaan lain yang anda kira akan membantu untuk melakukan pekerjaan ini dengan baik?
  • Mengapa memilih karir yang sedang anda persiapan?
  • Apakah anda mempunyai kelemahan yang boleh diketahui?
  • Bagaimana anda menggambarkan tentang diri anda sendiri?
  • Menurut anda, bagaimana seorang teman atau dosen yang kenal baik dengan anda akan menggambarkan diri anda?
  • Mengapa saya harus menerima anda?
  • Mengapa anda melamar pekerjaan ini?
  • Dua atau tiga prestasi apakah yang telah memberikan kepuasan?
  • Jelaskan pengalaman di perguruan tinggi yang paling berharga bagi anda?
  • Mengapa memilih perguruan tinggi anda sekarang?
  • Apa yang mengarahkan anda untuk memilih bidang studi anda?
  • Bidang studi apa di perguruan tinggi yang paling anda sukai? Mengapa?
  • Bidang studi apa di perguruan tinggi yang paling anda tidak sukai? Mengapa?
  • Apakah anda mempunyai rencana untuk melanjutkan studi?
  • Dalam lingkungan kerja seperti apa yang anda paling senangi?
  • Apakah anda aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler?
  • Bagaimana anda bekerja dibawah tekanan?
  • Apakah anda cakap dalam berhitung?
  • Apa yang anda ketahui tentang perusahaan kami?
  • Setelah mengetahui pembagian kerja, apa yang anda kira akan menjadi aspek yang paling menantang dari pekerjaan ini?
  • Apakah masalah utama yang telah anda alami dan bagaimana anda menanganinya?
  • Apa yang telah dipelajari dari kesalahan anda?
  • Apa yang dilakukan (atau apa yang dipelajari) tentang pekerjaan terdahulu anda?
  • Bagaimana anda menggambarkan pekerjaan yang ideal?
  • Pelajaran apa yang anda harapkan dapat diperoleh dari pekerjaan ini?
  • Bagaimana pekerjaan ini akan cocok dengan tujuan anda?
  • Bagimana nilai anda?
  • Tipe supervisor seperti apa yang anda suka?
  • Apakah ada hal-hal lain yang akan diceritakan kepada saya?
5.      Pertanyaan-pertanyaan Yang Mungkin Diajukan Kepada Perusahaan
Adalah hal yang terbaik untuk menyiapkan pertanyaan tentang perusahaan dan/atau pekerjaan tertentu yang anda akan lamar. Untuk hal itu, anda dapat mempertimbangkan beberapa pertanyaan umum berikut. Anda harus siap untuk menanyakan sekurang-kurangnya 3 atau 4 pertanyaan.
  • Mohon anda ceritakan tugas-tugas saya? Atau Mohon anda jelaskan (satu tugas khusus) secara lebih terperinci? (Jika ini tidak dinyatakan dalam perincian pekerjaan atau dijelaskan oleh pewawancara).
  • Apakah saya akan menggunakan komputer? Jika ya, tipe seperti apa? Software atau bahasa program apakah yang akan saya gunakan? Apakah saya akan diberikan pelatihan komputer atau orientasi?
  • Apakah saya akan bekerja secara individu atau sebagai anggota tim?
  • Keterampilan dan kualitas pribadi seperti apa untuk mahasiswa Co-op yang sukses di divisi anda?
  • Menurut anda aspek apa yang paling menantang dari pekerjaan ini?
  • Bagiaman mengevaluasi para mahasiswa Co-op?
  • Jenis pelatihan seperti apakah yang tersedia untuk posisi ini?
  • Berapa banyak mahasiswa Co-op yang bekerja di perusahaan anda?
  • Angka pertumbuhan seperti apa yang perusahaan proyeksikan untuk tahun ini?
  • Bagaimana anda menggambarkan lingkungan kerja untuk mahasiswa Co-op di divisi anda?
  • Apakah perbedaan perusahaan anda dengan perusahaan lainnya?
  • Dapatkan anda menggambarkan kebudayaan perusahaan anda?
JANGAN MENANYAKAN pertanyaan tentang gaji, keuntungan, dan hari libur ketika anda melamar untuk pekerjaan Co-op. Jika anda mempunyai pertanyaan tentang ini, tanyakan pada mereka setelah anda telah ditawarkan posisi.
6.      Persiapan untuk Wawancara
a.       Informasi tentang Perusahaan
Temukanlah beberapa informasi dasar tentang perusahaan sebelum anda pergi untuk wawancara. Anda akan berada dalam posisi yang lebih baik dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan kritis dan akan mempengaruhi pewawancara dengan inisiatif dan pengetahuan anda tentang perusahaan. Sumber-sumber informasi yang dapat dikonsultasi adalah:
  • Koordinator Co-op anda (untuk kesannya tentang perusahaan)
  • Orang-orang yang bekerja atau telah bekerja untuk perusahaan (termasuk para mahasiswa Co-op).
  • Bagian humas atau personalia perusahaan (untuk kepustakaan yang tersedia, seperti laporan tahunan atau laporan berkala perusahaan).
  • Kamar dagang dan industri (Kadin) (untuk informasi berkenaan dengan reputasi perusahaan).
b.      Informasi tentang Pekerjaan
Perusahaan sering mengumumkan lebih banyak kualifikasi pekerjaan yang dibutuhkan dari pada kenyataana sesunguhnya yang akan diterima. Ini seringkali dilakukan sebagai alat pra-seleksi, yaitu untuk mengurangi jumlah pelamar untuk posisi tertentu dengan membuat hambatan yang dibuat-buat. Anda jangan terpengaruh hingga akhirnya putus asa atau mencegah untuk mengejar posisi tertentu di perusahaan. Analisalah pembagian kerja yang ada kemudian sesuaikanlah pengalaman, keterampilan, minat, dan kecakapan anda. Anda mungkin menemukan bahwa beberapa kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan tidak sesuai dengan kinerja kepuasan kerja.
Tonjolkanlah bakat yang dimiliki untuk mengurangi latar belakang pengalaman anda yang terbatas. Berbicaralah dengan orang  yang telah bekerja pada jenis pekerjaan yang sama dalam perusahaan ini atau perusahaan lainnya. Bacalah tentang kategori pekerjaan khusus dalam kepustakaan karir. Dengan langkah berikut ini, anda akan mempunyai informasi tentang sifat pekerjaan, tingkat pendidikan dan/atau pelatihan yang perlu, potensi di masa datang, dan perincian yang berhubungan lainnya.
c.       Mengantisipasi Pertanyaan
Mengantisipasi pertanyaan yang mungkin ditanyakan kepada anda dalam wawancara. Siapkanlah jawaban-jawaban  sebelumnya untuk pertanyaan yang lebih sulit dan sensitif. Juga siapkan pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan oleh pewawancara. Bawalah pertanyaan yang tertulis untuk wawancara. Melalui cara itu anda tidak akan lupa untuk menyiapkan segala hal yang dianggap penting.
d.      Berpakaian Secara Sempurna
Berpakaianlah secara sempurna untuk wawancara. Ingatlah bahwa kesan pertama dilakukan dengan penuh perhitungan. Tanyakanlah koordinator Co-op anda untuk saran-sarannya. Anda harus mengganggap bahwa pewawancara mungkin lebih tua dan lebih konservatif daripada anda. Berpakaianlah yang rapi dan bersih. Hindarilah perpakaian yang terlalu modis, jeans, atau parfum yang berlebihan. Jika anda terbiasa pakai make-up, hair spray, atau perhiasan, pakailah seperlunya dalam wawancara. Sebelum meninggalan rumah, perhatikanlah secara khusus penampilan anda.
e.       Tepat Waktu
Datanglah lebih awal. Rencanakanlah datang 15 menit lebih awal. Tanyakanlah oleh siapa anda akan diwawancarai dengan menanyakan pada sekretarisnya kira-kira 5-10 menit dari jadwal janji anda. Jika anda tiba lebih awal dari yang direncakan, tunggulah ditempat untuk beristirahat, di lobi, atau direstoran atau kedai kopi. Kehadiran anda yang datang lebih awal tersebut dapat menyebabkan pewawancara terganggu dan tidak serileks seperti yang anda inginkan. Gunakanlah waktu tunggu untuk memeriksa penampilan, mengulas pertanyaan dan jawaban yang telah disiapkan, amati suasana, dan bacalah setiap kepustakaan perusahaan yang mungkin dipamerkan.
f.       Praktek Keterampilan Berkomunikasi Yang Baik
Hal yang terpenting adalah menggunakan keterampilan berkomunikasi yang baik selama wawancara. Praktekkanlah memainkan peran dengan teman sekelas, teman, atau anggota keluarga. Nilailah keterampilan komunikasi anda sebagai berikut:
  • Berbicaralah dengan jelas, efisien dan efektif. Jelaskan kualifikasi anda kepada pewawancara secara menyeluruh, tetapi ringkas. Jangan “memborong” pembicaraan.
  • Tataplah mata pewawancara perhatikan air muka dan reaksi pewawancara apakah dia masih memperhatikan atau sudah “bosan” dengan uraian anda.
  • Dengarkan dengan seksama. Dengarkan dengan seksama, tanpa gangguan, dan pelihara kontak mata yang baik ketika pewawancara bertanya dan anda menyawab pertanyaan.
  • Hadirkanlah diri anda dalam sikap yang positif. Menampakkan ketertarikan dan berkeinginan untuk memperoleh pekerjaan. Mencoba untuk membuat pernyataan positif.
  • Hindarilah membuat pernyataan negatif tentang perusahaan terdahulu atau tentang pendidikan anda.
  • Hindarilah gangguan verbal dan nonverbal yang tidak perlu. Hindarilah melambaikan tangan, gangguan dengan pulpen atau benda lainnya, duduk membungkuk di kursi, memandang sekitar ruang, dan mengunyah permen karet atau merokok.

LAMPIRAN B
Formulir Penilaian Wawancara
(Perusahaan/Industri)
Pelamar           :                                               Pewawancara              :
Posisi               :                                               Tanggal                       :
NO
KUALIFIKASI
SANGAT BAIK
BAIK
CUKUP
BURUK
1
Ketepatan waktu
2
Pakaian
3
Salam pertama kali
4
Kontak mata
5
Sopan santun
6
Diplomasi
7
Kepercayaan diri
8
Kesanggupan
9
Sikap
10
Keterampilan mendengar
11
Respon terhadap pertanyaan
12
Pengetahuan tentang perusahaan
13
Persiapan
14
Pertanyaan yang baik
15
Minat/antusias terhadap pekerjaan
16
Keterampilan komunikasi lisan
a. Kejelasan/aksen
b. Sikap berekspresi
Penguasaan bidang ilmu
17
Penutup
a. Ucapan terima kasih
b. Ekspresi minat
18
Kesan secara keseluruhan
19
Apakah anda akan mengundang mahasiswa untuk wawancara kedua?
a) Ya  b) Tidak  c) Belum tahu
Komentar :



LAMPIRAN C
PEDOMAN PENILAIAN * (Contoh)
  1. Penilaian meliputi beberapa aspek yaitu :
    1.    Presentasi (hard skills and soft skills) 20%
    2.    Penulisan laporan akhir (soft skills) 20%
    3.    Evaluasi lapangan 60%
  2. Evaluasi lapangan terdiri atas aspek-aspek, yaitu : **(soft skills)
    1.    Disiplin 15%
    2.    Sikap 15%
    3.    Adaptas 10%
    4.    Kreativitas dan Inovasi 20%
  3. Referensi Penilaian :
Penilaian untuk evaluasi lapangan dilakukan minimal satu bulan sekali oleh pembimbing lapangan, sedangkan penilaian presentasi dan penulisan laporan dilakukan pada akhir pelaksanaan, dengan criteria penilaian sebagai berikut:
1.         Presentasi, mencakup : Penyajian, Tanya jawab, Argumentasi
2.         Penulisan laporan, mencakup: Tata tulis, Penyajian laporan, Analisis
3.         Evaluasi lapangan, terdiri dari aspek-aspek :
a.    Disiplin, yang mencakup : Kehadiran, Ketepatan hadir pada jam kerja, Keikutsertaan aktif kegiatan-kegiatan wajib di perusahaan
b.   Sikap, yang mencakup : Tingkah laku, Kepedulian terhadap perintah atasan, Kepedulian terhadap tugas, Kepatuhan
c.    Adaptasi, yang mencakup : Adaptasi terhadap lingkungan (rekan kerja), Adaptasi terhadap pekerjaan
d.   Kreativitas: Penemuan (identifikasi) dan pemecahan masalah di tempat kerja, Pembaruan sistem kerja (yang berbeda dengan yang rutin)
Contoh perhitungan : 


NILAI
BOBOT
NILAI AKHIR


80
0,20
16
1. Presentasi




2. Penulisan laporan




     Tata tulis
80



     Penyajian/presentasi
90



     Analisis
70



     Rata-rata

80
0,20
16
3. Evaluasi (minimal 6 x penilaian)




     Disiplin

80
0,15
12
     Sikap

80
0,15
12
     Adaptasi     

80
0,10
8
     Kreativitas dan inovasi

90
0,20
18


Total
1,00
82
C.  Konversi Nilai

0 = < 40  = E “Buruk”
40 = < 55  = D “Kurang”
55 = < 70  = C “Cukup”
70 = < 80  = B “Baik”
80 = < 100  = A “Baik sekali”
Catatan :
Nilai dibawah C tidak lulus


LAMPIRAN D
Penyetaraan Kegiatan Co-op dengan SKS


Jika kegiatan Co-op diberi SKS maka :

•    Jam SKS Lapangan terdiri : 4 sks teori + 2 sks terstruktur + 3 sks mandiri, perminggu
•    SKS Teori = 50 menit, 4 sks terstruktur = 100 menit, 4 sks mandiri = 150 menit, per minggu
•    Jadi 4 SKS Lapangan = 50 + (2 x 100) + (3 x 150) x 4 menit = 700 menit, per minggu

Jika Co-op dianggap 3 SKS Lapangan, maka harga Co-op = 3 x 700 = 2100 menit per minggu

Perhitungan Semester :
4 Semester = 20 kali tatap muka, maka
4 Semester = 20 x 2100 menit = 42.000 menit atau 42.000 : 60 (menit/jam) = 700 jam

Jika dikerjakan 3 bulan penuh, maka 700 jam : 90 hari = 6,67 jam atau sekitar 7 jam setiap hari.


LAMPIRAN E

CONTOH SURAT KETERANGAN BEKERJA

Kami selaku pimpinan Direktorat  ………… PT ………. menjelaskan sebagai berikut  :

Nama            :   ……………………
Nomor Induk Karyawan    :   ……………………
Mahasiswa Universitas    :  ……………………
Jurusan            :  ……………………

Telah bekerja pada perusahaan kami dari tanggal  ……. sampai dengan tanggal  ……….
Sebagai peserta program Co-op Mahasiswa.

Tugas-tugas yang telah diselesaikan selama periode tersebut adalah :
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….

Mahasiswa peserta program Co-op dalam tugas dan tanggung jawabnya selama bekerja di perusahaan kami telah diperlakukan sama seperti karyawan-karyawan kami.

Demikianlah, surat keterangan ini dikeluarkan sebagai referensi keterangan bekerja.

(Tempat, tanggal/bulan/tahun)


(Pimpinan)




LAMPIRAN F

Mekanisme Kegiatan Program Co-op

Alternatif I :

Penjelasan :
1.    Perencanaan kebutuhan Co-op yang meliputi jenis pekerjaan lama pekerjaan, jumlah, kualifikasi, dan persyaratan lain beserta calon mentor disampaikan perusahaan.
2.    Pengiriman surat tawaran program Co-op beserta persyaratannya ke pimpinan perguruan tinggi.
3.    Surat tawaran dari perusahaan ditawarkan ke fakultas-fakultas/jurusan program studi melalui sekretaris/pejabat yang ditunjuk.
4.    Pengumuman  oleh fakultas di tempel untuk diketahui oleh mahasiswa.
5.    Mahasiswa yang berminat melengkapi persyaratan yang diperlukan dan kemudian menyerahkan berkas tersebut : a. langsung ke “sekretriat Co-op” atau  b. melalui fakultas masing-masing.
6.    Skretariat Co-op atau pejabat yang ditunjuk melakukan :
•    Seleksi administrasi berupa kelengkapan berkas dan persyaratan umum lainnya.
•    Memanggil mahasiswa yang memenuhi syarat untuk itu seleksi intern perguruan tinggi
•    Melaporkan hasil seleksi ke Pimpinan Perguruan Tinggi
7. Mengirimkan nama mahasiswa yang memenuhi syarat dan telah diseleksi secara intern ke Perusahaan
8. Koordinasi perusahaan dengan koordinator/contact person di perguruan tinggi untuk melakukan seleksi tahap akhir oleh perusahaan bersama-sama dengan tim dari perguruan tinggi.
9. Pengumuman hasil seleksi dari perusahaan disampaikan
a.    Kepada Pimpinan Perguruan Tinggi dengan tembusan,
b.    Kepada Mahasiswa.
10. Mahasiswa  berangkat  menuju tempat  bekerja  di  perusahaan  (sesuai petunjuk surat panggilan) dengan membawa surat pengantar dari Pimpinan Perguruan Tinggi.

Alternatif II
Penjelasan :
1.    Perencanaan kebutuhan Co-op yang meliputi jenis pekerjaan lama pekerjaan, jumlah, kualifikasi, dan persyaratan lain beserta calon mentor disampaikan perusahaan.
2.    Pengiriman surat tawaran program Co-op beserta persyaratannya ke pimpinan fakultas/contact person.
3.    Pimpinan fakultas melaporkan tawaran tersebut ke Pimpinan Perguruan Tinggi dan menawarkan langsung ke mahasiswa.
4.    Mahasiswa yang berminat melengkapi persyaratan yang diperlukan dan kemudian menyerahkan berkas tersebut ke Sekretariat program Co-op / Pejabat yang ditunjuk.
5.    Proses seleksi intern perguruan tinggi yang meliputi :
•    Seleksi kelengkapan administrasi dan persyaratan umum lainnya.
•    Seleksi awal bagi mahasiswa yang memenuhi syarat administrasi.
6.    Perusahaan dan contact person di Perguruan Tinggi mengatur waktu dan tempat pelaksanaan seleksi dan sebagainya perusahaan bersama perguruan tinggi. Pemberitahuan hasil seleksi oleh Perusahaan kepada sekretariat program Co-op/contact person.
7.    Mahasiswa berangkat mengikuti program Co-op sesuai dengan divisi yang menerima dengan membawa surat pengantar dari pimpinan fakultas/perguruan tinggi.

Alternatif III :

Penjelasan :
1.    UKM menyampaikan kebutuhan akan pendampingan beserta daftar permasalahan yang dihadapi kepada lembaga pengembangan usaha kecil dan menengah
2.    Lembaga  pengembangan usaha kecil dan menengah menyampaikan kepada Wakil Rektor dan diteruskan kepada Rektor perguruan tinggi.
3.    Pihak lembaga sponsor mengajukan penawaran dan kualifikasi pendampingan
4.    Lembaga pengembangan usaha kecil dan menengah menerima pendelegasian wewenang program dari perguruan tinggi dan memberikan kualifikasi mahasiswa
5.    Pimpinan fakultas melaporkan tawaran tersebut ke Pimpinan Perguruan Tinggi dan menawarkan langsung ke mahasiswa.
6.    Mahasiswa yang berminat melengkapi persyaratan yang diperlukan dan kemudian menyerahkan berkas tersebut kelembaga pengembangan usaha kecil dan menegah.
7.    Proses seleksi intern perguruan tinggi yang meliputi :
•    Seleksi kelengkapan administrasi dan persyaratan umum lainnya.
•    Seleksi awal bagi mahasiswa yang memenuhi syarat administrasi.
8.    Seleksi final dilakukan oleh pihak ketiga berdasarkan persetujuan dari UKM.
  
9.    Perusahaan dan contact person di Perguruan Tinggi mengatur waktu dan tempat pelaksanaan seleksi bersama perguruan tinggi dan lembaga sponsor. Pemberitahuan hasil seleksi oleh tim lembaga pengembangan UKM kepada mahasiswa

10.    Mahasiswa berangkat mengikuti program Co-op sesuai dengan divisi yang menerima dengan membawa surat pengantar dari lembaga pengembangan usaha kecil dan menengah kepada UKM.


LAMPIRAN G
CONTOH

KONTRAK PROGRAM “COOPERATIVE EDUCATION”
ANTARA
PERUSAHAAN DAN PESERTA CO-OP
NO ………./……../………..

Pada hari ini, Senin tanggal 26 September 2001, yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama                : Abdurrahman
Jabatan                : Human Reseourcers & General Affair Director
Alamat                : Jl. Raya Menjangan, Cileulenngsi , Bogor
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA (Perushaan)

Nama                : Agus Dwisantoso
Tempat/Tanggal lahir        : Wates, 21 September 1988
Alamat                : Jl. Kaliurang, Slemen Yogyakarta
Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA (Pserta Co-Op)

Kedua belah pihak menerangkan bahwa :
•  PIHAK PERTAMA, menyelenggarakan Program Co-op bagi PIHAK KEDUA yang ingin meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, perilaku dan sikap kerja
•   PIHAK KEDUA, ingin meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, perilaku, dan sikap kerja, oleh karena itu akan mengikuti Program Co-op yang diselenggarakan oleh PIHAK PERTAMA.

Dengan ini PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk memenuhi ketentuan ketentuan dalam kontrak kerja sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal dibawah ini :

Pasal 1
Penerimaan dan Lokasi Peserta Co-op

PIHAK KEDUA menerima PIHAK KEDUA sebagai peserta Program Co-OP dan PIHAK KEDUA menyatakan kesediaan untuk bekerja sebagai peserta.
Program co-op yang dilaksanakan oleh PIHAK PERTAMA di Direktorat SDM PT. Bandung utara yang berlokasi di Diklat, Kawasan industri Bandung Utara Jl. Raya Mnjangan, Cilengsi, Bogor

Pasal 2
Jangka Waktu Program Co-op

1.    Jangka waktu Co-op adalah (……………………) bulan, terhitung sejak tanggal …………………. Dan akan berakhir pada tanggal ……………….
2.    Co-op dilaksanakan pada jam kerja, untuk setiap hari kerja, mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB.

Pasal 3
Jenis Kejuruan

Dalam pelaknsaaan Program Co-op ini jenis kejuruan yang dilaksanakan adalah Jurusan bahasa Inggris (Fasilitator)

Pasal 4
Hak dan Kewajiban Pertama

I.    PIHAK PERTAMA mempunyai hak-hak sebagai berikut :
1.    Memberhentikan PIHAK KEDUA jika melanggar ketentuan yang tercantum dalam kontrak, tanpa kompensasi apapun juga, dalam hal antara lain :
a.    Melakukan kelalaian, walaupun telah mendapat peringatan, serta melakukan tindak yang tidak bertanggung jawab.
b.    Dengan sengaja merusak, merugikan, atau membiarkan dalam bahaya barang PIHAK PERTAMA.
c.    Melakukan tindakan kejahatan, misalnya : berkelahi, mencuri, menggelapkan, menipu, dan membawa serta memperdagangkan barang-barang terlarang, baik di dalam maupun di luar Perusahaan.
d.    Absen atau mangkir tanpa alas an yang sah sesuai dengan peraturan yang berlaku ditempat latihan.
e.    PIHAK KEDUA menggar ketentuan kontrak yang telah disepakati.
2.    Memiliki hasil kerja PIHAK KEDUA selama masa pelaksanaan Co-op di Perusahaan.

II.    PIHAK PERTAMA mempunyai kewajiban-kewajiban sebagai berikut :
a.    Memberikan ha-hak PIHAK KEDUA sesuai dengan pasal 5 ayat (1)
b.    Melaksanakan pelaksanaan Co-op hingga selesai
c.    Memberikan pembinaan dan mengarahkan kepada PIHAK KEDUA
d.    Melakukan evaluasi secara berkala tentang perkembangan PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan Co-op.

Pasal 5
Hak dan Kewajiban Pihak Kedua

I.    Selama berlangsungnya Program Co-op, PIHAK KEDUA mempunyai hak-hak sebagai berikut :
a.    Selama masa Program Co-op, PIHAK KEDUA mempunyai hak-hak sebagai berikut :
       •  Uang saku                : Rp.        /bulan
       •  Penggantian Biaya Pemondokan    : Rp.        /bulan
       •  Uang hadir                : Rp.        /bulan
       •  Biaya perjalanan (menggunakan Kereta  Api Senja Utama Yogya)
           - Yogyakarta – Jakarta    : Saat Program Co-op akan dimulai
           - Jakarta – Yogykarta        : Saat Program Co-p selesai
           - Tiga (3) bulan pada saat Program Co-op berjalan
b.    Memperoleh pakaian krja bila diperlukan pakaian kerja khusus
c.    Mendapat jaminan Asuransi sesuai pearturan yang berlaku
d.    Memperoleh Sertifikat Kesertaa Program Co-op.

II.    Kewajiban-kewajiban PIHAK KEDUA
a.    Wajib mengikuti Program Co-op hingga selesai
b.    Wajib mematuhi segala pearturan yang berlaku di perusahaan
c.    Wajib mentaati segala instruksi dari Instruktur/Supervisor diperusahaan
d.    Wajib tidak menuntut untuk dijadikan karyawan di Perusahaan setelah selesai pelatihan Program Co-op sesuai dengan kontrak.
e.    Wajib membuat laporan kerja bulanan

Pasal 6
Kerahasiaan Informasi Perusahaan

PIHAK KEDUA berkewajiban untuk melindungi informasi-informasi penting yang ada di Perusahaan. Bila terjadi kebocoran informasi kepada pihak lain karena unsure kesengajaan atau kelalaian, PIHAK KEDUA bersedia dituntut ke Pengadilan sebagai Tindak Pidana.

Pasal 7
Sanksi

Sewaktu-waktu PIHAK PERTAMA beranggapan bahwa PIHAK KEDUA tidak  mampu dan tidak cocok untuk melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan, maka PIHAK PERTAMA dapat mengembalikan  PIHAK KEDUA ke Perguruan Tinggi.

Pasal 8
Perselisihan

JIka terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka akan diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat, dan jika tidak tercapai penyelesaian, maka kedua belah pihak dapat meminta bantuan dari instansi terkait setempat, untuk penyelesaiannya sesuai hokum yang berlaku.
Pasal 9
Lain-lain

Jika isi ketentuan dalam perjanjian ini ada yang bertentangan dengan hukum atau peraturan yang berlaku, maka isi kontrak ini akan diperbaiki sesuai dengan pearturan/hokum yang berlaku

Pasal 10
Penutup

Perjanjian ini dibuat dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan dari siapapun juga, serta berlaku sejak tanggal ditandatangani dan berakhirnya setelah selesainya Program Co-op.

Cileungsi,
PIHAK KEDUA                            PIHAK PERTAMA
                                                    PT. BANDUNG UTAMA




Agus Dwisantoso                        Abdurrahman